Meretas Pembinaan dari Pedalaman

Gambar. Masjid Jami’ al-Muwahhidin, pusat kegiatan dakwah dan ibadah PKL
Selok Jero adalah salah satu daerah yang termasuk bagian dari pulau Nusakambangan. Satu-satunya transportasi menuju ke sana adalah dengan menggunakan perahu. Kata sebagian orang, menyisiri sungai menuju ke sana mirip dengan suasana di hutan Amazon. Kanan kiri dipenuhi bakau dan tumbuhan yang lain.
Benar-benar “jero” katanya. Jero artinya dalam. Jauh dari hiruk pikuk dunia.
Salah satu anggota tim PKL mengungkapkan:
Kami tidak menyangka bisa sampai di Selok Jero. Daerah terpencil yang hanya bisa ditempuh dengan perahu kecil. Di sudut bumi ini, ternyata ada kehidupan dan syiar Islam. Masjid dengan suara adzan 5 waktu ditegakkan. Alhamdulillah.
Pertama kita datang ke tempat ini, shalat berjamaah hanya diikuti oleh 4 orang. Kini, Alhamdulillah shalat dihadiri oleh 14 orang.
Kunjungan ke warga kami lakukan dari waktu ke waktu. Masyarakat semakin dekat. Tak lupa kami beri hadiah, walaupun sedikit. Hati semakin dekat dan mudah untuk diajak kepada kebaikan.
Sampai sekarang, pengajaran agama diikuti oleh 5 orang. Seorang dari mereka kadang hadir kadang tidak, karena harus berlayar cari sesuap nasi.
Seorang ibu setengah baya, 52 tahun usianya, dengan semangat ingin diajari membaca al-Qur’an sekaligus gerakan shalat sesuai sunnah Nabi.
Di sini, di Selok Jero, walaupun sedikit, kami ingin berbuat demi kebaikan negeri. Satu ibu dan 4 orang warga, dari kampung terpencil ini, yang semangat belajar agama, jika diikuti oleh rakyat bangsa ini, pasti akan melahirkan bangsa yg beragama dan beradab.