Rendah Hati, Akhlak Terpuji yang Kian Langka Ditemui

 

Oleh Khalid Abdul Khaliq Bengkulu, Takhasus

 

Ibarat sebuah jarum yang jatuh di tumpukan jerami, ia sangat sulit dicari. Ibarat sebuah duri, ia sesuatu yang dibenci. Namun ia bagaikan gunung, ketinggian yang tak tersembunyi. Itulah sifat rendah hati atau dikenal pula dengan istilah tawadhu’, sebuah sifat terpuji yang kian langka di zaman ini.

Kita sering mendengar ungkapan ‘belajar dari ilmu padi, semakin merunduk saat bertambah isi’. Sebuah ungkapan yang tepat dalam menggambarkan kerendahan hati. Ketika pencapaian seseorang semakin tinggi, ia tidak sombong dan membanggakan diri. Namun justru kepada sesama ia lebih menghargai. Inilah bentuk dari pengamalan ilmu padi.

 

Penjelasan Para Ulama tentang Tawadhu’

Para ulama telah banyak menjelaskan hakekat tawadhu’. Di antaranya adalah ucapan al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah ketika ditanya tentang makna tawadhu’, beliau mengatakan, “Tawadhu’ adalah merendah dalam menerima kebenaran, tunduk terhadapnya. Walaupun engkau mendengar kebenaran tersebut dari seorang anak, engkau tetap menerimanya. Demikian pula, walaupun engkau mendapatkannya dari orang yang paling bodoh, engkau tetap menerimanya.”

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan bahwa tawadhu’ adalah menerima kebenaran dari siapa pun, walaupun dari orang di bawahnya. Siapa yang mau menerima kebenaran, baik dari orang yang di bawahnya atau di atasnya, ia cintai atau tidak, maka ia seorang yang ber-tawadhu’. Siapa yang enggan menerima kebenaran, karena merasa lebih terhormat daripada pembawa kebenaran tersebut, maka ia seorang yang ber-takabbur, sombong, dan merendahkan orang lain. Melihat dirinya sempurna, sementara orang lain penuh dengan kekurangan.

 

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling bersikap tawadhu’, sehingga sebagian tidak menyombongkan diri atas yang lain, tidak pula sebagian melampaui batas atas yang lainnya.” (HR. Muslim)

Perealisasian sifat tawadhu’ adalah dengan tidak saling menyombongkan diri, apalagi bersikap melampaui batas, berbuat zalim kepada sesama, siapa pun dan seberapa pun kedudukan serta status mereka.

 

Imam Bakr bin Abdullah Al-Muzani rahimahullah mengatakan, “Apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih tua, maka katakan, ‘Orang ini telah mendahuluiku dengan keimanan dan amal saleh, ia lebih baik dariku.’

Apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih muda, maka katakan, ‘Aku telah mendahuluinya dalam berbuat dosa dan maksiat, ia lebih baik dariku.’

Apabila engkau bertemu dengan saudara sebaya, mereka memuliakan dan menghormatimu, maka katakan, ‘Ini adalah keuatamaan yang mereka lakukan.’

Namun apabila mereka merendahkanmu, maka katakan, ‘Bukankah ini karena sebab dosa yang telah aku lakukan?’”

 

Saudaraku, inilah rendah hati, merasa orang lain memiliki kemuliaan atas dirinya, sehingga dia tidak menyombongkan diri dan angkuh. Bahkan dia akan memuliakan orang lain dan berusaha bergaul dengan sebaik-baiknya. Menjaga untuk tidak melukai hati mereka, baik dengan perbuatan maupun lisannya.

Tawadhu’ dalam bergaul akan melahirkan persaudaraan yang erat. Orang lain akan senang bergaul dengannya, kemudian muncul saling menghormati dan memahami. Ketika ada gesekan dan perselisihan pun akan mudah terselesaikan, karena masing-masing pihak merasa bersalah, merasa dituntut memperbaiki diri. Selanjutnya saling memaafkan atas apa yang terjadi.

 

Akhir Kata

Demikian saudaraku, semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua dan memberi kemudahan kepada kita untuk berhias dengan sifat tawadhu’, serta menjauhkan kita dari sifat sombong. Amiin.

Wallahu a’lam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.