Semarak Penyembelihan Hewan Kurban 1445 H Bersama Ma’had Minhajul Atsar
Oleh Tim Reportase
Semburat sinar mentari pagi selalu saja menjadi bumbu keindahan alam semesta dan penambah syahdu suasana. Terlebih suasana Iduladha, hari raya terbesar umat Islam sedunia. Di pagi sejuk itu sang khatib mengingatkan tentang sebuah kisah menakjubkan antara cinta dan pengorbanan. Tatkala Allah memerintahkan kekasihnya, Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih sang buah hati yang sangat ia cintai, yaitu Ismail ‘alaihisssalam. Berkat kejujurannya Allah mengganti ujian tersebut dengan seekor kambing surga.
Antusias Tinggi Para Panitia
Pagi hari itu, Senin 10 Dzulhijjah 1445 H/17 Juni 2024 M, entah kenapa hari raya Iduladha Ma’had Minhajul Atsar Jember kali ini terasa berbeda. Walau hari besar ini menjadi rutinitas tahunan, namun kali ini serasa ada yang membedakan. Seolah kebahagiaan, kesenangan, dan kemeriahan terkumpul semua. Dirasakan oleh anak-anak hingga orang tua. Suara kambing yang bersahutan, teriakan sapi yang menggema ditambah riang canda tawa anak-anak menjadi pelengkap kegembiraan di pagi itu.
Ya, antusias para ikhwah dan santri yang menggebu-gebu ditambah sinergi Ma’had Minhajul Atsar bersama jajaran kepemerintahan yang begitu erat, menjadikan efektifitas kinerja dalam penyembelihan hewan kurban meningkat. Tercatat tiga belas ekor sapi dan delapan puluh ekor kambing hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh jam, telah usai di sore hari dengan sempurna.
Sistem Kerja Panitia
Kerja sama yang baik kemudian sistem kepanitiaan yang rapih dan teratur -dengan izin Allah- adalah salah satu penyebabnya. Dimulai dari tim penggiring, penyembelihan, lalu berlanjut ke tempat pengulitan dan pemotongan daging. Dipilah, ditimbang, lalu proses distribusi.
Seluruh pihak terlihat sangat antusias dalam menggarap wewenang tugas apapun yang dipertanggungjawabkan kepada mereka. Karena yang terpenting bagi mereka adalah keikhlasan.
Di pagi hari saat akan memulai aktivitas, masing-masing tim sedang mempersiapkan peralatan apa yang dibutuhkan, tiba-tiba terdengar seruan, “Tim cacah daging sudah siap? Tim pengulitan sudah siap? Tim penimbangan sudah siap?” Teriakan kemeriahan salah seorang ustaz memecahkan kesunyian pagi hari itu sekaligus menambah energik kesemangatan panitia.
Berbekal sekian pengalaman yang telah dijalani dari tahun ke tahun, masing-masing tim berupaya menggunakan cara seefektif mungkin dalam kegiatan penyembelihan ini. Termasuk tim penyembelihan sapi. Mereka memiliki ide baru dan merancang alat mandiri berbahan besi berbentuk seakan pagar besi yang beroda kemudian akan diikatkan ke tubuh sapi dan dijatuhkan secara perlahan. Cara ini cukup efektif dalam hal kecepatan, keamanan dan penghematan tenaga. Sapi pun lebih merasa tenang dan nyaman saat melalui proses penyembelihan.
Pembagian Daging ke Warga
Tepat pukul 10.00 WIB, seusai penimbangan -kurang lebih 0,7 ons-, dibalut daun jati berbungkus plastik, daging disambut langsung oleh tim distributor menuju perumahan warga. Dikawal mobil L300 inventaris Ma’had, tim meluncur ke rumah-rumah warga.
“Kita akan ke rumah pak RT terlebih dahulu untuk memberikan kepala sapi. Nanti pak RT akan mendampingi kita membagikan daging ke rumah warga.” Ujar salah satu ikhwah, memonitoring sistem kerja sebelum keberangkatan.
Setelah siap, sopir segera tancap gas menuju beberapa RT sekitar Ma’had.
“Berapa KK di RT 01 pak?” Salah seorang santri Takhasus yang tergabung dalam kesatuan tim distributor melontarkan pertanyaan.
“Di sini kurang lebih ada 134 KK.” Ujar bapak RT 01 yang sudah menjabat enam tahun tanggung jawab ini. Penyambutan hangat dari warga cukup menjadi bukti akan hubungan baik yang terjalin antar pihak ma’had dengan masyarakat sekitar.
Alhamdulillah, tepat pukul 13.00 WIB, masyarakat di RT 01 dan RT 02 telah memperoleh daging hewan kurban.
Penutup
Sungguh benar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak empat belas abad lalu yang mengingatkan umatnya akan pentingnya persaudaraan. Satu dengan lainnya bak satu bangunan yang bersatuan, tak bisa dipisahkan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Musa al-A’sy’ary radhiyallahu anhu beliau menyatakan,
إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya bak satu bangunan, satu dengan yang lainya saling memperkuat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Harapannya, kerjasama yang baik seperti ini bisa terus direalisasikan dan ditingkatkan demi tegaknya dakwah Islam hingga menyebar ke seantero dunia dan pelosok negeri Indonesia secara khusus.
Faedah yang Didapat
- Indahnya kerjasama yang baik.
- Pentingnya sinergi bersama pemerintah.
- Nikmatnya bisa menjalankan ibadah kurban dengan nyaman dan tentram.
- Wajibnya senantiasa bersyukur kepada Allah.
- Pentingnya hubungan yang harmonis bersama warga dan tokoh masyarakat sekitar.
Penulis: Mu’awiyah Ciamis, 2A Takhassus