Spirit Ramadhan
Oleh Tim Mading Takhasus
Wahai saudaraku yang semoga Allah menjaga kita semua, Ramadhan telah tiba. Bulan penuh berkah yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Bulan yang mereka bergembira denganya.
Namun pandemi Covid-19 belum pula berakhir. Berarti, ini adalah kedua kalinya kita menjalankan puasa di tengah masa pandemi. Satu hal yang menggembirakan pada Ramadhan kali ini adalah shalat taraweh boleh dilaksanakan secara berjama’ah. Tentunya para santri menyambut dengan suka ria kabar gembira ini, apalagi tahun lalu kita hanya bisa melakukan shalat taraweh secara munfarid (sendiri-sendiri).
Gembira di bulan Ramadhan
Sebagai seorang santri, harusnya kita antusias dengan hal ini. Kedatangan bulan Ramadhan yang membuat para pendahulu kita bergembira dengannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghasung kita untuk bersemangat dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan:
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Wahai pencari kebaikan, sambutlah Ramadhan! Wahai pelaku kejelekan, hentikanlah (kejelekan kalian).” (HR. At-Tirmidzi)
Lalu sudahkah kita menyambut bulan Ramadhan dengan kegembiraan untuk melakukan berbagai amalan shaleh, mulai dari puasa, shalat tarawih, tilawah al-Quran, sedekah dan lain sebagainya?
Meneladani salaf
Kalau kita mau melihat kisah para salaf, sungguh kita akan mendapati teladan yang luar biasa dari mereka. Kita akan mendapati bahwa diri kita sangat jauh dari mereka dalam hal memanfaatkan kesempatan Ramadhan ini.
Namun apa salahnya kalau kita tetap berusaha meniru semangat mereka meskipun hasilnya sangat jauh. Apa salahnya pula kalau kita berusaha mencurahkan segenap kekuatan untuk bisa manfaatkan bulan Ramadhan kali ini sebaik mungkin, walaupun tidak bisa menandingi para salaf. Apalagi kita sudah mengetahui keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan yang sangat banyak jumlahnya. Kita juga telah mengetahui amalan apa saja yang seharusnya kita lakukan di bulan penuh berkah ini.
Maka, selagi masih ada kesempatan, mari manfaatkan waktu sebaik mungkin. Lakukanlah seluruh ibadah dengan penuh semangat, jangan sampai kita terlewatkan satu shalat tarawehpun. Jangan sampai kita gagal dalam mengkhatamkan al-Quran. Jangan sampai kila kalah dengan teman yang semangat bersedekah. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat penderma di bulan Ramadhan?
Nikmatnya Ramadhan di pondok
Di pondok, alhamdulillah semua faktor mendukung kita untuk memanfaatkan Ramadhan dengan baik. Suasananya penuh dengan ibadah. Teman-teman kami selalu semangat menjalankan ibadah. Kami pun jauh dari kesibukan dunia yang melalaikan.
Berbeda ketika kita menjalani Ramadhan di rumah. Mungkin semangat kami akan kendor karena tidak adanya faktor pendukung untuk semangat beribadah. Yang ada justru penyemangat kita untuk melakukan perkara yang tidak bermanfaat.
Renungan
Kami bersyukur, meskipun di tengah musibah yang melanda, tapi yang kita rasakan selama ini adalah kenikmatan. Selama ini kami belum pernah merasakan kekurangan makanan, kekurangan air, apalagi merasakan ada musuh yang datang menyerang secara tiba-tiba. Maka ini semua patut disyukuri.
Sedangkan para sahabat, mereka harus menghadapi perang di bulan Ramadhan. Ya, Perang Badar pada tahun 2 hijriah terjadi di bulan Ramadhan. Dalam kondisi ketika itu pasukan muslimin hanya berjumlah tiga ratus sekian orang yang tidak berencana untuk perang. Mereka harus menghadapi pasukan Quraisy yang berjumlah seribu personil siap tempur. Kalau bukan karena pertolongan dari Allah, tentu mereka tidak akan dapat mengalahkan lawan.
Di akhir tulisan ringkas ini, kami mengajak teman-teman semua untuk bersemangat menjalani Ramadhan kali ini dengan penuh keikhlasan dan rasa harap akan pahala. Kita tidak tahu, bisa jadi ini adalah terakhir kalinya kita berjumpa dengan Ramadhan.
Semoga kita menjadi orang yang selalu bersemangat pada perkara yang bermanfaat, terlebih di bulan Ramadhan. Dan semoga kita menjadi orang yang diampuni dosanya setelah berlalunya bulan Ramadhan. Amiin