Mencari Bekal untuk Kehidupan yang Kekal (Nasehat Santri)

zakat

Perjalanan akherat adalah perjalanan yang sangat panjang. Perjalanan yang membutuhkan bekal. Bekal itu adalah bekal yang kita cari di dunia ini. Yaitu, bekal takwa. Carilah bekal itu sebelum kematian memutus kesempatan tersebut.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ. يَعْنِى الْمَوْتَ.

“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kelezatan (kematian).” (HR. at-Tirmidzi no. 2307)

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah…

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan bahwa kematian adalah penghancur segala kenikmatan. Karena setelah kematian, kita tidak akan merasakan kenikmatan kehidupan dunia yang sementara ini.

Tentu kita tidak ingin akhir kehidupan di dunia hanya sia-sia, kita ingin dijemput oleh kematian dalam keadaan akhir yang baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ

“Amalan-amalan itu tergantung pada penutupnya.” (HR. al-Bukhari no. 6607)

Kalau akhir dari perjalanan hidup seorang hamba baik, maka itu tanda kebaikan baginya. Tetapi kalau ternyata tidak baik, maka itu tanda kejelekan baginya. Tidak ada seorang pun dari kita yang menjamin keistiqamahan di atas ibadah kepada Allah Ta’ala sampai kematian menjemput.

Kematian, tidak ada seorang pun yang tahu kapan dia datang?

Tetapi banyak dari manusia lalai, lupa, dan tidak sadar bahwa kematian mengintai mereka dimanapun dan kapanpun. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, realita yang pasti terjadi dan dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa.

Allah Ta’ala mengabarkan di dalam al-Qur’an,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran: 185)

Para pembaca yang semoga dijaga oleh Allah….

Kematian adalah awal dari sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Akan berujung ke dua negeri yang kekal, yaitu surga dan neraka. Seorang yang beriman mestinya akan berbekal untuk menghadapi itu semua.

Bekal yang paling baik adalah takwa, sebagaimana Allah Ta’ala menegaskan dalam al-Qur’an:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

“Berbekallah, sesungguhnya bekal yang paling baik adalah takwa.” (QS. al-Baqarah: 197)

Para ulama menyebutkan bahwa takwa adalah ketaatan kepada Allah di atas ilmu karena mengharap pahala serta menjauhi larangan-Nya di atas ilmu karena takut kepada hukuman-Nya.

Hendaknya bagi kita untuk banyak mengingat kematian, serta mempersiapkan bekal setelah kematian.

Semoga kita digolongkan oleh Allah Ta’ala sebagai para hamba-Nya yang bertakwa. Semoga Allah menerima amalan kita serta memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Amin

 

Ditulis oleh Abdul Aziz bin Farhan Santri Takmili 2C

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.