Tasjilat as-Salafy, salah satu wadah kreasi para santri

 

Oleh Tim Tasjilat as-Salafy

 

Berta’awun menyebarkan kebaikan

Siang itu, kami berbincang-bincang di sebuah bilik kecil depan masjid ma’had. Kami sedikit bertanya kepada seorang kawan yang memiliki wajah tionghoa itu. Bertanya tentang sebuah tim yang bermarkas di bilik ini. Ya, itu adalah tim Tasjilat as-Salafy. Beliau adalah salah satu anggota dari tim tersebut.

 

Tugas utama tim Tasjilat as-Salafy

Tasjilat as-Salafy daalah sebuah tim yang dibentuk dengan tiga tugas utama. Yaitu, merekam, mengelola radio, dan mengurus soud system.

Tugas perekaman yaitu, merekam semua aktifitas di masjid yang menggunakan microphone. Baik dars ’aam (pelajaran umum) maupun khash (khusus), khutbah jum’at,  merekam bacaan imam shalat, dan lain sebagainya. Setelah terekam, maka tugas setelahnya adalah mengedit rekaman tersebut dan menyimpannya di file yang telah ditentukan.

Adapun radio, maka tugasnya adalah menyiarkan enam pelajaran dalam sehari yang disertai narasi pada setiap siarannya.

Tugas utama ketiga adalah sebagai pengurus sound system. Yaitu, memastikan bahwa sound system sudah terpasang dengan baik sebelum dars (pelajaran) atau khutbah, dan aktifitas lainnya di mulai. “Kami awalnya nggak ada yang paham tentang sound system ini,” Ujar pria asal Bondowoso itu.

Betul saja, mereka adalah santri-santri yang dari kecil tinggal di pesantren. Hanya saja, dengan berjalannya waktu, ditambah pelatihan dan adanya divisi-divisi di ma’had ini membuat santri mendapatkan wawasan dan ketrampilan sekaligus bisa menyalurkan bakatnya.

 

Tugas tambahan

Ada juga tugas tambahan untuk tim tasjilat, yaitu membuat poster setiap pelajaran yang akan disiarkan di radio. “Jadi, antum harus buat enam poster setiap hari?” Tanya kami penuh takjub. “Ya  begitulah… tapi ini kan juga bentuk ta’awun (tolong-menolong) akhi, jadi semoga berpahala.” Jawab kawan kita ini.

 

Hakikat kehidupan seorang mukmin

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala, demikianlah para santri. Di sela-sela kesibukan mereka belajar dan murajaah (mengulang pelajaran) , mereka mau meluangkan sedikit waktu untuk berta’awun sesama muslim.

Itulah kehidupan mereka. Kehidupan yang selalu berada di antara ilmu, ta’awun ‘alal birri wat taqwa (tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan), serta ibadah. Hidup mereka penuh dengan pahala -insya Allah Ta’ala– jika mereka ikhlas. Itulah hakikat kehidupan seorang mukmin. Mereka bersabar menjalani tugas dan juga bersyukur karena diberi kesempatan untuk itu.

Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam bersabda,

عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, seluruh urusannya berupa kebaikan. Tidaklah hal itu dimiliki kecuali oleh seorang mukmin…” (HR. Muslim)

 

Meneladani salafus shalih

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan teladan dari kehidupan mereka. Yang mana merekapun mengambil pelajaran dan meneladani salafus shalih, yaitu orang-orang yang telah mendahului mereka dalam menempuh medan ini. Sekian, semoga bermanfaat.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.