Hijrah ke Habasyah

 

Oleh Naufal Jamil Jember, Takmili

 

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menampakkan dakwahnya, gangguan kaum musyrikin terhadap beliau semakin bertambah dahsyat. Mereka memusuhi, dan melawan beliau dengan berbagai cara. Di antaranya dengan tuduhan-tuduhan dusta, busuk, lagi batil. Mereka menyifati beliau dengan penyihir, orang gila, dan dukun.

Begitu juga mereka mencela, bahkan berkata bahwa al-Quran adalah dongeng. Siksaan terhadap kaum muslimin bertambah parah. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah, yang sekarang dikenal dengan negeri Ethiopia, Afrika. Karena di negeri tersebut ada seorang raja yang mana tidak ada seorangpun yang terzalimi di sisinya, maka dilakukanlah hijrah ke Habasyah.

 

Hijrah ke Habasyah yang Pertama

Hijrah ke Habasyah terjadi pada tahun ke lima dari kenabian. Jumlah orang yang berhijrah adalah 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Di antara sahabat yang ikut dalam rombongan tersebut adalah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan istrinya Ruqayyah bintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Hijrah ke Habasyah yang Kedua

Setelah para sahabat menetap di sana, mereka mendengar kabar bahwa penduduk Makkah masuk Islam. Maka mereka pun pulang ke Makkah, termasuk juga Utsman bin Mazh’un radhiyallahu ‘anhu. Namun ternyata mereka tidak mendapati kebenaran kabar tersebut.

Akhirnya para sahabat kembali lagi ke Habasyah untuk yang kedua kalinya. Pada hijrah kali ini jumlah sahabat yang ikut serta ke Habasyah lebih banyak jumlahnya, yaitu 83 laki-laki dan 18 perempuan.

 

Tatkala mereka telah tiba di Habasyah, kaum Quraisy mengutus ‘Amr bin al-Ash dan Abdullah bin Rabi’ah untuk menghadap Najasyi, pemimpin negeri habasyah. Dalam rangka meminta kepadanya untuk memulangkan kembali mereka (para sahabat) ke Makkah. Namun raja itu menolak tawaran 2 utusan tersebut, setelah tampak baginya penjelasan akan kebenaran kaum muslimin.

Demikianlah kisah ringkas seputar hijrah para sahabat ke negeri Habasyah, semoga bermanfaat bagi kami dan para pembaca sekalian. Aamiin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.