Wahyu yang Pertama Kali Turun Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

 

Oleh Hannan Majid Purwokerto, Takhasus

 

Para pembaca yang semoga senantiasa dijaga oleh Allah ‘Azza wa Jalla…

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh umat manusia dan jin, dengan membawa kabar gembira bagi siapa saja yang mau mengikuti beliau, dan peringatan bagi setiap orang yang menentangnya.

Pertama kali Allah mengutus beliau adalah dengan diturunkannya wahyu yang pertama. Bagaimanakah kisahnya?

Mari kita simak kisah diturunkannya wahyu yang pertama…

 

Hadis dalam Sahih Bukhari

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bertutur,

“Awal pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan wahyu adalah dengan melihat mimpi yang baik di saat beliau tidur. Tidaklah beliau bermimpi melainkan akan terjadi seperti cahaya pada saat waktu subuh.

Kemudian beliau suka untuk berada di tempat yang sepi. Beliau menyendiri di gua Hiro untuk beribadah di dalamnya beberapa malam, sebelum beliau pulang ke keluarganya dan berbekal dari mereka.

 

Kemudian beliau kembali kepada Khadijah dan berbekal dengan yang sama. Hingga pada suatu saat, datanglah kebenaran pada saat beliau berada di gua Hiro. Datang seorang Malaikat dan berkata, ‘Bacalah!’ Maka Nabi menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca!’

Nabi bersabda: ‘Maka malaikat itu mendekapku dengan sangat keras lalu melepasnya dan berkata, ‘Bacalah!’

‘Aku tidak bisa membaca,’ jawabku.

Maka malaikat itu kembali mendekapku dengan dekapan yang sangat keras untuk yang kedua kalinya lalu melepasnya seraya mengatakan, ‘Bacalah!’

Aku pun kembali menjawab, ‘Aku tidak bisa memabca.’ Maka malikat itu pun mendekapku untuk kali yang ketiga seraya mengatakan,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-‘Alaq: 1-3)

 

Maka Rasulullah pun langsung bergegas pulang dengan sangat bergemetar. Beliau langsung menemui Khadijah bintu Khuwailid radhiallahu ‘anha seraya mengatakan, ‘Selimuti aku! Selimuti aku.’ Maka beliau pun disemuti hingga rasa takut yang ada pada beliau hilang. Beliau mulai berbicara dengan Khadijah dan menceritakan kejadian tadi seraya mengatakan, ‘Sungguh aku sangat khawatir tererhadap diriku.’

Khadijah radhiallau ‘anha menimpali, ‘Sekali-kali tidak! Allah tidak akan memberimu kesedihan selama-lamanya! Karena engkau telah menyambung tali kekerabatan, mananggung beban, memberi orang yang kehilangan, menjamu tamu, dan engkau menolong rang-orang yang mendapat bencana.’

 

Khadijah pun beranjak bersama beliau menuju Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza, putra paman Khadijah (sepupunya). Dia  adalah seorang yang baragama Nasrani pada masa Jahiliah. Dia bisa menulis kitab Ibrani, dan bisa menulis kitab injil dengan bahasa Ibraniyah dengan tulisan yang -masya Allah-. Seorang yang sudah tua renta lagi buta.

Khadijah berkata kepadanya, ‘Wahai sepupuku! Dengarkanlah ucapan anak saudaramu ini.’

‘Apa yang kau lihat wahai anak saudaraku?’ Tanya Waraqah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengabarkan apa yang beliau lihat.

 

Waraqah pun mengatakan, ‘Itu adalah Namus yang Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku berusia muda pada saat itu, seandainya aku hidup pada saat kaummu mengusirmu.’

Maka Rasul pun bertanya, ‘Apakah mereka akan mengusirku?’

Waraqah menjawab, ‘Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kau bawa, melainkan akan diganggu. Duhai seandainya aku menjumpai masa itu, niscaya aku akan benar-benar menolongmu.’

Tak lama kemudian Waraqah pun meninggal dan wahyu terputus.” (HR. Bukhari no. 03)

 

Penutup

Demikianlah hadis yang menceritakan tentang awal kali turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga yang sedikit ini dapat menjadi tambahan faedah bagi kita semua, amin.

Wallahu a’lam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.