Bahagia dengan al-Qur’an dan as-Sunnah

orang tua

 

Oleh Abdul Halim Perawang 4A Takhasus

 

Berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan sebab kebahagiaan seorang hamba. Ya, kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidupnya di dunia terbimbing demikian pula kehidupan di akherat, ia mendapatkan keselamatan.

Bagaimanakah hakikat berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah? Simak penjelasannya berikut ini:

Pembaca yang semoga dirahmati Allah…

Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah ta’ala mengatakan:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Allah ta’ala tidaklah menciptakan kita kemudian membiarkan begitu saja, namun Dia memberikan petunjuk berupa al-Quran dan sunnah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Siapapun yang menempuh sebuah perjalanan tanpa petunjuk maka dia akan tersesat.

Oleh karena itu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ رَسُولِهِ

“Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya: al-Quran dan sunnahku.” (HR. Malik dalam al-Muwaththa’ no.3338 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Misykah al-Mashabih no. 186)

Allah ta’ala juga memerintahkan kita untuk meniti jalan-Nya:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

“Dan inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain yang akan memecah belah kalian dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am: 153)

Menelusuri jalan yang menyampaikan kepada Allah hanya bisa dilakukan dengan ittiba’ atau mengikuti sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Mengada-adakan dan membuat suatu amalan dalam agama adalah kebid’ahan yang kita dilarang darinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang mengada-adakan suatu amalan dalam agama yang tidak pernah dicontohkan, maka amalan itu tertolak.” (HR. Al-Bukhari no.2697 dan Muslim no.4492)

Mudah-mudahan Allah ta’ala senantiasa mengkokohkan kami di atas al-Qur’an dan as-Sunnah, dan menjadikan kami hamba-Nya yang ikhlas dalam beribadah kepada-Nya. Dengan itu kita berharap mendapatkan kebahagiaan di dua negeri. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.