Benarkah kewajiban untuk taat kepada Rasulullah shallallahualaihi wasallam ada batasannya…??

Benarkah wajibnya mentaati Rasulullah shallallahualaihi wasallam terbatas selama tidak menyelisihi perintah Allah subhanahu wa ta’ala….??

Sungguh ini adalah perkataan yang batil, karena Rasulullah shallallahualaihi wasallam tidaklah berkata dari hawa nafsunya, ucapan beliau adalah wahyu yang diwahyukan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (*) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. an Najm: 3-4).

Berbeda dengan kewajiban untuk taat kepada pemerintah, maka ketaatan kepada mereka dibatasi, selama tidak pada kemaksiatan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda (artinya), “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal kemaksiatan terhadap al Khalik”.

Hal tersebut seakan terlihat dari firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat an Nisa’ ayat: 56, ketika Allah subhanahu wa ta’ala mengulangi kata [taatilah] dalam perintah untuk taat kepada Rasulullah shallallahualaihi wasallam dan tidak mengulangi kata tersebut dalam perintah untuk taat kepada ulil amri (pemerintah).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya), “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu”.(QS, an Nisa’:59).

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.