Beriman kepada Hari Akhir

akal

 

Oleh Hamzah Bali al-A’ma

 

Iman terhadap hari akhir merupakan pokok keimanan dalam agama Islam. Oleh karena itu, hendaknya bagi setiap muslim untuk mengetahuinya di atas al-Qur’an, as-Sunnah, dan pemahaman para ulama sunnah. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata di dalam syarah kitab Tsalatsatul Usul,

 

اليوم الآخر: يوم القيامة الذي يبعث الناس فيه للحساب والجزاء. وسمي بذلك لأنه لا يوم بعده، حيث يستقر أهل الجنة في منازهم، وأهل النار في منازلهم

 

“Hari akhir adalah hari kiamat yang umat manusia dibangkitkan padanya untuk dihitung amalan mereka dan diberi pembalasan. Hari akhir dinamakan dengan hari kiamat, dikarenakan tidak ada hari lagi setelahnya. Ketika penduduk surga sudah berada di tempat-tempat mereka di dalam surga dan penduduk neraka sudah berada di tempat-tempat mereka di dalam neraka.”

 

Keimanan terhadap hari akhir mengandung 3 perkara:

  1. Keimanan terhadap kebangkitan.

 

Allah ta’ala berfirman:

 

 ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ

 

“Kemudian sesungguhnya kalian setelah itu pasti akan menjadi mayat-mayat yakni mati kemudian sesungguhnya kalian pada hari kiamat pasti akan dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 15-16)

 

  1. Keimanan terhadap perhitungan dan pembalasan amalan.

 

Allah ta’ala berfirman:

 

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ

 

“Kemudian sesungguhnya hanya Kamilah yang berkewajiban menghitung amalan mereka.” (QS.  Al Ghasyiyah: 26)

 

Dan firman Allah ta’ala,

 

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

 

“Barangsiapa yang datang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan tersebut dan barangsiapa yang datang membawa kejelekan maka tidaklah diberi balasan kecuali yang semisal dengan kejelekannya dan mereka tidak didzalimi.” (QS. Al-An’am: 160)

 

  1. Keimanan terhadap surga dan neraka.

 

Allah subhanahu wa ta’ala berkata:

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)

 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan amalan shalih, mereka itulah sebaik-baiknya makhluk. Balasan mereka di sisi Rabbnya adalah surga ‘adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah. Yang demikian itu adalah balasan yang diperuntukkan bagi siapa saja yang takut kepada Rabbnya.” (QS. Al-Bayyinah: 7-8)

 

Dan Allah subhanahu wa ta’ala berkata:

 

فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

 

“Maka takutlah kalian kepada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang neraka itu telah disiapkan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 24)

 

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah berkata di dalam syarah kitab Tsalatsatul Usul,

 

“Dan digolongkan kepada keimanan terhadap hari akhir adalah keimanan terhadap segala sesuatu yang terjadi setelah kematian. Seperti fitnah kubur yaitu pertanyaan kepada si mayat setelah dia dikuburkan tentang Rabbnya dan agamanya dan nabinya.”

 

Alhamdulillah tulisan ini selesai dengan karunia-Nya, semoga menjadi amal shalih bagi kami dan bermanfaat untuk pembaca sekalian.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.