Bersatulah dan jangan berpecah!
Oleh Iqbal Aceh 2B Takhasus
Ukhuwah dalam dakwah sangatlah penting. Persatuan dan saling bersaudara karena iman akan menguatkan dakwah yang mulia ini. Namun di sana ada beberapa perkara yang harus dijauhi, karena akan merusak ukhuwah. Di antara yang dapat mencoreng ukhuwah ialah kurangnya memahami harga diri seorang muslim.
Kurang memahami harga diri seorang muslim menyebabkan kita bermudah-mudahan mencoreng harga diri saudara kita, berlanjut akhirnya perselisihan dan perpecahan.
Besarnya kehormatan seorang mukmin
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma mengisahkan,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ وَيَقُولُ: مَا أَطْيَبَكِ وَأَطْيَبَ رِيحَكِ، مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرِمَتَكِ، والَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَحُرْمَةُ الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ حُرْمَةً مِنْكِ مَالِهِ وَدَمِهِ وَأَنْ نَظُنَّ بِهِ إلَّا خَيْرًا
“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam thowaf mengitari Ka’bah seraya bersabda, “Alangkah indahnya engkau, wahai Ka’bah. Alangkah harumnya wangimu. Alangkah agungnya dirimu dan alangkah mulianya kehormatanmu. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kehormatan seorang mukmin, hartanya, darahnya (nyawanya) lebih agung di sisi Allah darimu. Kami pun tidak (boleh) berprasangka kepadanya kecuali dengan persangkaan yang baik.” (HR. Ibnu Majah no. 3932. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 3420)
Sekarang jika antum mendengar ada orang yang akan merobohkan Ka’bah, kira-kira di antara kita pantas marah apa tidak? Pasti dan wajib marah. Lalu bagaimana dengan kehormatan saudaramu seiman?! Tentu kehormatan saudara kita lebih besar dibandingkan Ka’bah sekalipun.
Jagalah aib saudaramu
Di antara yang merobek ukhuwah atau kehormatan saudara kita adalah kurang pandai menjaga aib saudara kita. Padahal yang dia lakukan antaranya dan Allah saja, atau dia tidak mengerti pada waktu itu dan lalai.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim no. 2699 dari hadits sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
Allah Ta’ala akan menutup aib seorang mukmin dengan sebab ketika di dunia, ia pandai dan bersungguh-sungguh menjaga aib saudaranya. Bukan mengumbar di majlis-majlis dan di hadapan khalaya ramai.
Hati-hati dari mencari-cari aib saudara
Akibat syari’at yang mulia dilanggar dan diabaikan, maka terkoyaklah ukhuwah dan setanpun masuk. Begitu pula jangan mencari-cari kesalahan saudara kita, dikejar-kejar aibnya untuk dijatuhkan atau sebagai bentuk balas dendam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakatan, “Wahai orang-orang yang telah masuk Islam hanya dengan lisannya, tetapi iman tidak sampai menyentuh hatinya.”
Yang dimaksud dari hadits di atas ialah orang munafik. Kemudian Rasulullah menyebutkan akhlak mereka: “Jangan kalian menyakiti kaum muslimin atau mencari-cari aib kaum muslimin. Barangsiapa yang mencari-cari aib dan aurat muslimin (pribadi atau rumah tangga) maka Allah akan kejar aibnya. Kalau Allah sudah ikuti aib dia, maka Allah akan bongkar walaupun bersembunyi di dalam rumahnya.”
Hati-hatilah dari harga diri seorang muslim dan janganlah mudah menyebarkan aib saudaramu.
Jika saudara melakukan dosa
Jika saudaramu jatuh dalam kesalahan, bagaimanakah bimbingan syariat? Jawabannya nasihat, teguran dengan baik dan hikmah. Bukan dibicarakan di majlis, apalagi menjadikan bahan senda gurau.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
“Hendaknya kalian saling memberi wasiat dalam kesabaran dan kasih sayang.” (QS. Al-Balad: 17)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya:
كَانَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ الْعَامِلِينَ صَالِحًا، الْمُتَوَاصِينَ بِالصَّبْرِ عَلَى أَذَى النَّاسِ، وَعَلَى الرَّحْمَةِ بِهِمْ
“Kaum mukminin yang beramal sholih, mereka saling mewasiati dengan kesabaran atas gangguan manusia dan mewasiati dengan kasih sayang. Sebagaimana datang dalam hadits,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang menyanyangi akan dikasihi oleh ar-Rahman. Sayangilah yang di bumi, niscaya Yang di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Ahmad 160/2, dari hadits sahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma)
Penutup
Demikianlah yang hendaknya dilakukan oleh setiap muslim. Ketika dia melihat kesalahan saudaranya, dia memberi nasehat kepadanya diiring dengan kasih sayang. Mudah-mudahan pembahasan ini bermanfaat dan menjadikan kita memahami pentingnya ukhuwah. Semoga Allah satukan kami dan kalian di atas sunnah dan dakwah yang mulia ini. Amin