Dua hal yang membuat Anda bahagia

 

Oleh Nasyim Faishal Thalib 4B Takhasus

 

Kehidupan manusia takkan lepas dari ketetapan dan takdir Allah subhanahu wa ta’ala, baik ketetapan dan takdir yang baik maupun sebaliknya ketetapan dan takdir yang buruk. Seorang mukmin hendaknya bersyukur ketika mendapat kebaikan dan bersabar ketika mendapat keburukan. Perkara inilah yang menakjubkan bagi orang mukmin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sangat menakjubkan kondisi seorang mulmin, setiap keadaannya adalah kebaikan. Tidaklah hal itu ada melainkan pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapat kelapangan dan kenikmatan iapun bersyukur maka hal itu kebaikan baginya. Dan jika menimpanya kesempitan dan musibah iapun bersabar maka hal itu kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)

Demikianlah keadaan seorang mukmin, selalu berputar pada dua kondisi yaitu syukur dan sabar.

Tanda Bahagia Pertama: Syukur

  1. Syukur

Syukur adalah menegakkan ketaatan kepada Pemberi kenikmatan, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun orang yang mengingakri nikmat, dia tidak akan mensyukuri nikmat Allah subhanahu wa ta’ala. Walaupun secara lisan dia mengucapkan, “Aku bersyukur kepada Allah”. Karena syukur harus terpenuhi 3 perkara: mengucapkannya secara lisan, mengamalkan ketaatan dengan nikmat yang diberkan, dan menyakini dalam hati bahwa nikmat itu datang dari Allah semata.

Maka hendaknya kita menjauhi  sifat mengkufuri nikmat dalam berbagai macam bentuknya, karena Allah subhanahu wa ta’ala berkata,

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ (28) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ

Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang membalas nikmat Allah dengan mengingkari serta mengajak kaumnya ke dalam lembah kebinasaan, maka mereka akan masuk ke dalam neraka jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Ibrahim: 28-29)

Di sisi lain Allah subhanahu wa ta’ala juga menyiapkan keutamaan yang besar bagi hamba-Nya yang bersyukur, di antaranya Allah akan tambahkan kenikmatan atasnya. Allah subhanahu wa ta’ala berkata,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan ingatlah ketika Rabbmu mengatakan, Jika kalian bersyukur niscaya akan Kami tambahkan nikmat kepada kalian, akan tetapi jika kalian mengkufurinya sungguh adzab-Ku sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Tanda Bahagia Kedua: Sabar

  1. Sabar

Sabar secara etimologi bahasa adalah menahan, adapun secara terminologi syariat ialah menahan diri dari tiga perkara yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sabar untuk tidak bermaksiat kepada-Nya, serta sabar menerima takdir buruk yang telah Allah tetapkan baginya.

Dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghasung umatnya untuk selalu berusaha bersabar, sehingga Allah akan berikan kesabaran baginya,

وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

Barang siapa yang berusaha untuk bersabar, maka Allah akan sabarkan dia. Dan tidaklah seorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih besar dari pada kesabaran.” (HR. al-Bukhari no. 1469, HR. Muslim no. 1.053)

Penutup dan Doa

Hendaknya seorang mukmin terlebih ahlus sunnah untuk senantiasa di atas dua amalan mulia ini, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Dan apabila diberi cobaan dan gangguan, maka dia bersabar. Dua perkara inilah tanda kebahagiaan seorang hamba, wallahu ‘alam.

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. Numan berkata:

    MasyaAllah nasehatnya sangat mengena di hati…semoga kita semua Allah mudahkan untuk bersyukur&bersabar…AAMIIN YAA RABBAL ‘ALAMIIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.