Mudraj (Belajar Ilmu Musthalah)

Baksos Lansia

Pembaca rahimakumullah,

Dalam kesempatan ini, kita akan belajar salah satu ilmu yang diwariskan oleh para ulama. Yaitu, ilmu hadis. Disebutkan dalam perkataan Imam al-Baiquni rahimahullah:

وَالْمُدْرَجَاتُ فِي الْحَدِيْثِ مَا اَتَتْ            مِنْ بَعْضِ اَلْفَاظِ الرُّوَاةِ اتَّصَلَتْ

  • Definisi mudraj

Mudraj adalah tambahan yang dimasukkan pada sanad atau pada matan yang bukan termasuk dari lafazh hadits tanpa ada pemisah, hanya saja lafazh tersebut berasal dari seorang perawi, tanpa ada penjelasan dan keterangan.

Macam-macam mudraj:

1]. Mudraj sanad

  •      Mudraj sanad adalah mudraj yang terjadi pada sanad.
  •      Hal seperti ini jarang sekali didapati.

2]. Mudraj matan

Mudraj pada matan bisa terjadi pada:

  • Awal matan, contoh;

  حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَكَانَ يَمُرُّ بِنَا وَالنَّاسُ يَتَوَضَّئُونَ مِنَ المِطْهَرَةِ، قَالَ: أَسْبِغُوا الوُضُوءَ، فَإِنَّ أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ»

  • Penjelasan:

Lafazh (أَسْبِغُوا الوُضُوءَ) adalah mudraj, tambahan dari Abu Hurairah, sebagaimana hal ini diketahui dari riwayat.

  • Mudraj pada pertengahan hadits, seperti hadits Aisyah tentang permulaan wahyu turun.
  • Mudraj pada akhir hadits contohnya;

حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ المُسَيِّبِ، يَقُولُ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لِلْعَبْدِ المَمْلُوكِ الصَّالِحِ أَجْرَانِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَالحَجُّ وَبِرُّ أُمِّي، لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَمُوتَ وَأَنَا مَمْلُوكٌ»

  • Penjelasan:

Lafazh  (…… وَالَّذِي نَفْسِي ) hingga akhir adalah mudraj/tambahan dari perkataan Abu Hurairah dan mustahil dari ucapan Nabi. Sebab, beliau tidak mungkin berangan-angan mnjadi seorang budak. Begitu pula ibunda beliau sudah meninggal dunia ketika Nabi masih kecil.

Faktor pendorong terjadinya mudraj ada banyak. Yang paling sering dijumpai yaitu:

1). Dalam rangka memberikan penjalasan hukum syar’i

2). Istinbath (mengambil) hukum syar’i dari hadits sebelum hadits tersebut selesai.

3). Penjalasan lafazh yang asing dalam hadits.

Mudraj bisa diketahui dengan perkara berikut ini;

1). Adanya penjelasan dalam riwayat lain.

2). Penjelasan dari beberapa ulama ahli muthala’ah.

3). Pengakuan perawi bahwa ia melakukan idraj.

4). Mustahil (tidak melakukan) itu adalah ucapan Nabi.

 

Diambil dari Dars Syarah Bayquniyyah oleh Ustadz Abu Abdillah Kediri

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.