Gara-gara banyak bicara
Oleh Farhan Burhan Bali Takmili
Allah Ta’ala dengan segala hikmah-Nya, telah menciptakan alat untuk berkomunikasi dan berbicara antar manusia. Namun tidak jarang dari mereka yang kurang bersyukur, tidak menggunakannya sebagaimana mestinya. Ada yang memanfaatkannya untuk mengejek, mengumpat, menghina, berbicara dusta, berbicara tanpa ada manfaatnya dan lainnya.
Di waktu yang sama, ada hamba-hamba yang bersyukur. Orang-orang yang menggunakannya untuk berdzikir kepada Rabbnya, membaca al-Qur’an, mengajak manusia kepada kebaikan, serta amalan lisan yang lainnya.
Ancaman mengerikan
Memang lidah itu tidak bertulang, sangat mudah untuk digerakkan. Oleh karena itu, berapa banyak orang yang masuk ke dalam neraka gara-gara lisan mereka sendiri. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya:
عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، فَقَالَ: الفَمُ وَالفَرْجُ
“Tentang pemicu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, maka beliau menjawab: ‘lisan dan kemaluan.’” (HR. At-Tirmidzi)
Berbagai efek negatif
Malik bin Dinar rahimahullah pernah berkata:
إذا رأيت مساوة في قلبك ووهنا في بدنك وحرمانا في رزقك فاعلم أنك تكلمت فيما لا يعنيك
“Jika engkau melihat: kerasnya kalbumu, lemahnya badanmu, dan terhalangi dari rezekimu, maka ketahuilah, bahwasannya itu disebabkan engkau telah berbicara tentang perkara yang tidak dibutuhkan.”
Penutup
Itulah lisan, yang nanti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Siapa yang memanfaatkan untuk kebaikan, dia akan menuai kebaikan pula. Sebaliknya, siapa saja yang tidak menggunakan sebagaimana mestinya, dia akan menuai kejelakan.
Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua agar bisa menjaga lisan-lisan kita dari perkara-perkara yang haram, keji, dan dusta. Mudah-mudahan Allah mencurahkan ampunan-Nya kepada kita yang selalu tarjatuh ke dalam dosa, terutama dosa lisan. Amin ya Mujibas-sailin