Perhatikan shalatnya!

al quran

 

Oleh Abdullah Ikhwan al-Atsari Jogja 1A Takhasus

 

Sejuk rasanya ketika ada teman yang berkata kepadaku, “Mas… bangun mas! Bangun mas! Persiapan sholat dulu.” Ia membangunkanku dari alam mimpi.

Ya, inilah bagian dari nikmatnya tinggal di ma’had.

 

Pengaruh teman

Teman merupakan salah satu unsur terpenting dalam menjalani hidup bersosial di pondok. Teman dapat menjadi sebab keistiqomahan kita dalam thalabul ilmi (menuntut ilmu). Sebaliknya teman juga bisa menjadi faktor terhempasnya kita dari rel menuntut ilmu, semuanya kembali kepada kriteria teman kita.

 

Seleksi dalam memilih

Dalam memilih seorang teman, dibutuhkanlah barometer, agar tak sembarag orang dapat menjadi teman kita, sehingga kita terpengaruh dengannya. Diantara yang harus dijadikan sebagai barometer utama adalah sholat. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang tabi’in yang mulia; Abu Imran Ibrohim bin Yazid an-Nakha’i rahimahullah:

 

إذا رأيت الرجل يتهاون بالتكبير الأول فاغسل يدك منه

Jika engkau mendapati seseorang meremehkan takbriatul ihram, maka lepaskanlah pertemananmu dengannya” (Shifatush Shofwah)

 

Ini bagi orang yang meremehkan takbiratul ihram, lalu bagaimana dengan orang yang bermalas-malasan dalam menunaikan sholat?!

 

Para salaf dalam menjaga sholat

Para salaf adalah orang yanga sangat berantusias dalam memperhatikan masalah sholat. Diantara mereka adalah seorang ahli ibadah dari negeri Yaman. Ia adalah seorang wanita yang dahulunya memiliki perawakan yang menawan, ialah; Khansa’ binti Khidam. Statusnya diperselisihkan apakah dia termasuk shohabiyyah atau bukan.

Beliau berpuasa selama 40 tahun sampai-sampai kulitnya melekat di tulangnya. Beliau sering menangis sehingga hilang penglihatannya, dan beliau banyak melaksanakan sholat yang menyebabkan lumpuh kedua kakinya. Semoga Allah merahmati dan meridhoi beliau.

 

Renungan

Kembali ke pribadi kita masing-masing, dimana posisi kita dari mereka (kaum salaf), puasa kita, rasa takut kita kepada Allah, dan sholat kita. Sholat adalah kewajiban yang jika ditinggalkan maka ia dihukumi kafir (menurut pendapat sebagian ulama).

Karena Sholat adalah timbangan baik dan sburuknya seluruh amalan. Jika sholat kita baik, tidak bolong-bolong, khusyuk dalam menjalanannya, maka amalan kita yang lain juga akan turut membaik, entah amalan itu yang berkaitan dengan perangai kita, akhlak kita atau yang lainnya. Namun begitu pula sebaliknya jika sholat kita buruk keadaannya.

 

Disebutkan oleh Imam al-Waki’ rahimahullah:

Dahulu Imam al-A’masy rahimahullah tidak pernah tertinggal takbiratul ihram (takbir pertama sebagai pembukaan sholat)nya imam selama hampir 70 tahun (selama 70 tahu beliau tak pernah terlambat sholat).

 

Sungguh betapa jauhnya kita dari mereka, namun setidaknya kita bersuaha untuk meneladani mereka.

Maka dari sinilah pentingnya kita memilih kawan, yang dapat membantu kita dalam memperhatikan kewajiban sholat ini. Terlebih, sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadits:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang sesuai dengan agama kawannya, maka perhatikanlah siapa teman kalian” (HR.Ahmad, dishahihkan oleh imam al-Albani)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.