Ikuti manhaj dan petunjuk nabi!

 

Oleh Yusuf Hafidz Jogja Takmili

 

Wahai saudara-sadaraku yang semoga Allah rahmati, pada artikel kali ini kami akan menyebutkan sebuah hadits tentang nasehat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam kepada para sahabatnya.

 

Lafadz hadits

Dari sahabat Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahuanhu, beliau berkata:

وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب، وذرفت منها العيون، فقلنا: يا رسول الله كأنها موعظة مودع فأوصنا. قال: “أوصيكم بتقوى الله عز وجل، والسمع والطاعة، وإن تأمر عليكم عبد، فإنه من يعش منكم فسيري اختلافاً كثيراً. فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ. وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل بدعة ضلالة

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kami dengan wejangan yang mengesankan, yang menggetarkan hati dan menyebabkan air mata berlinang. Kami pun berkata, ”Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berwasiatlah kepada kami”. Beliau pun bersabda, ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala, serta senantiasa mendengar dan taat (kepada pemerintah) walaupun kalian dipimpin oleh seorang budak. Sesungguhnya orang yang masih hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham kalian! Dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang diada-adakan dalam agama, karena perkara yang diada-adakan adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dalam as-Sunan no. 4607 dan at-Tirmidzi dalam al-Jami’ al-Kabir no. 2676)

 

Sekilas tentang perawi

Beliau adalah sahabat yang mulia Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah as-Sulamiy radhiyallahuanhu. Beliau tinggal di Himsh dan wafat pada usia lebih dari 70 tahun.

 

Faedah hadits

Dari hadits ini dapat diambil beberapa faedah, di antaranya:

  1. Nasehat kepada umat untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala.
  2. Perintah untuk kembali kepada manhaj Rasul dan para sahabat beliau yang terbimbing.
  3. Larangan untuk berselisih dalam masalah agama.
  4. Larangan membuat perkara-perkara  baru yang diada-adakan dalam agama Islam.
  5. Setiap perkara baru yang diada-adakan dalam agama Islam adalah sesat.

 

Penutup

Ini yang bisa kami sampaikan, semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada kita semua untuk bisa mengamalkan hadits ini. Amin

 

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. Abdulloh berkata:

    MASYA ALLOH ARTIKELNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.