Insyaallah, aku akan segera kembali kawan!

 

Oleh Abu Adnan Azzam Arif Madiun 3A Takhasus

 

Kawan, dengarkanlah….

Ini adalah tekad. Adakah alasan bagi siapapun untuk pergi, kemudian tak kembali lagi. Jawabannya adalah tidak ada. Bilapun ada, itu sekedar alasan tak berdasar.

Bila dikatakan dan diceritakan, banyak santri tidak mau pulang. Terlebih bila pulang selamanya. Ketahuilah kawan, aku termasuk bagian dari mereka. Pun sebenarnya aku tak pernah menyangka.

Sekarang aku tak lagi di dalam Pondok. Tak terdengar lagi lantunan sahut-sahutan suara ayat suci al-Qur’an dilantunkan seperti biasa. Tak terdengar lagi gemah riuh suara santri, teman-teman perjuanganku dalam menuntut ilmu agama, saat bermain bola. Tak terdengar lagi petuah-petuah dan wejangan penuh hikmah dari para ustadz, semoga Allah menjaga mereka.

Sebab, aku di sini. Di rumah sendiri. Tak lagi di pondok. Aku dijemput pulang tanpa tahu alasan yang pasti. Padahal aku masih sangat ingin berthalabul ilmi.

Semuanya tergantikan oleh bisingnya suara lain. Yang ada hanya lalu-lalang kendaraan bermotor. Suara bel sekolah sesekali terdengar pertanda masuk.

Setega apa mereka merenggut kebahagiaan seorang santri di dalam pondoknya. Yang berhati nurani, akan iba bila melihat kenyataan yang ada. Sebab, ia telah merenggut kebahagian seorang santri.

Bukankah ia masih memiliki akal? Bukankah ia tahu bahwa kebahagiaan menuntut ilmu di masa muda itu langka. Dia tahu bahwa itulah puncak ketenangan jiwa. Tinggal bersama orang orang shalih.

Setega inikah cara bertindak?

Ya Allah, dengarkanlah doa hamba. Ya Allah kabulkanlah munajat hamba.

Besok Insyaallah, kita akan kembali berjumpa di tempat penuh rasa bahagia, ma’had kita tercinta.

Besok Insyaallah, aku akan kembali, kawan, berdoalah agar segalanya terwujud dan menjadi kenyataan.

Besok Insyaallah, kalian akan lebih tahu makna dan arti ketenangan dan kesabaran. Juga indahnya persahabatan.

Kesabaran akan ditolong. Kesabaran pasti berbuah keindahan. Sedangkan kezaliman adalah kegelapan dan akan dimintai pertanggung jawaban.

Tak lupa, ucapan terima kasihku kepada para ustadz Ma’had Minhajul Atsar Jember yang telah membimbingku. Dan telah mengajarkan ilmu agama ini. Yang selalu sabar menasehatiku, melebihi kesabaran sebagian saudaraku sendiri. Dengan izin Allah, melalui ustadz-ustadz di pondok ini, aku bisa berubah dan menjadi lebih dewasa.

Aku akan terus kecewa bila tidak segera kembali ke ma’had ini. Selalu memohon kepada Allah, sebaik baik tempat pengaduan agar memudahkan urusan kami. Dan dengan mudah dapat kembali. Dengan sepenuh hati Kupanjatkan. Doa ini kehadirat penguasa semesta alam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.