Kiat-Kiat Memiliki Hati yang Jernih

A creative crystal lens ball photography of a lake with tall greenery around

 

Oleh Nashr Makassar, Takhasus

 

Hati adalah tempat penampung ilmu. Apabila tempat penampungan tersebut baik, niscaya akan dapat menyimpan dan menjaga apa yang ada di dalamnya dengan baik pula. Namun apabila tempat penampungan tersebut rusak, niscaya akan menodai dan menelantarkan apa yang dikandungnya.

Rasululla shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjadikan hati sebagai pokok segala sesuatu. Beliau bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِيْ الجَسَدِ مُضغَة إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كلُّه وإذَا فسَدتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّه أَلا وَهِيَ القَلْبُ

“Ketahuilah! sesungguhnya di dalam badan terdapat sekerat daging. Apabila baik sekerat daging tersebut maka akan baik pula seluruh anggota badan, namun apabila rusak maka akan rusak pula seluruh anggota badan. Ketahuilah! Sekerat daging tersebut adalah hati.” (HR. Bukhari: 2051, Muslim: 1599,107,108, Ahmad: 4/267, Abu Dawud: 3229 dan Nasa’i: 7/241).

 

Cara Jitu Meraih Kejernihan Hati

Kejernihan hati akan terwujud dengan cara mengenal Allah Taala, mengenal nama, sifat, perbuatan, dan ayat-ayat-Nya, serta mentadabburi al-Qur’an al-‘Azhim. Bisa juga dengan memperbanyak sujud dan salat malam.

Seorang muslim juga harus menjauhi penyakit-penyakit hati dan hal-hal yang dapat merusaknya. Karena apabila penyakit tersebut hinggap dalam hati, niscaya hati tidak akan mampu menampung ilmu. Kalaupun seandainya sanggup menampung, tetap tidak akan mampu memahami ilmu yang ia bawa. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang orang-orang munafik yang telah berpenyakit hati mereka:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakannya dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah). Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah). Mereka juga mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untu mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu ibarat ternak, bahkan lebih sesat lagi. Dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. al-A’raaf: 179)

 

Macam-Macam Penyakit Hati

Penyakit hati ada dua macam, penyakit syahwat (hawa nafsu) dan syubhat (kerancuan dalam agama).

Adapun penyakit syahwat, seperti cinta kehidupan dunia dan perhiasannya serta menyibukkan diri dengannya. Suka memandang wajah-wajah yang memantik nafsu birahi, dan senang mendengarkan suara-suara haram seperti alat musik dan nyanyian. Serta suka memandang hal-hal yang haram dipandang.

 

Adapun penyakit syubhat seperti; keyakinan yang rusak, amalan bidah, serta menyebarkan pemikiran-pemikiran bidah yang menyimpang dari jalannya Salafus as-Shalih.

Di antara penyakit hati yang dapat menghalangi seseorang dari ilmu antara lain: Hasad, dengki, dan takabbur (sombong).

Maka menjauhi penyakit dan hal-hal yang merusak tersebut merupakan sebab hidup dan jernihnya hati.

 

Penutup

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari amalan yang tercela, dan memberikan taufik-Nya agar kita terjauhkan dari hati yang tidak dapat menampung ilmu agama yang merupakan sumber kebahagiaan seorang muslim di dunia dan di akhirat. Amin.

Sumber: ar-Rakaiz al-Asyarah li at-tahsili al-Ilmi,  karya asy- Syaikh Abdullah bin Shalfiq Adh-Dhafiri hafidzahullah Ta’ala.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.