Meraih cinta Allah dan manusia

Oleh Abul Faraj Takhasus
Pembaca rahimakumullah…
Ada dua wasiat agung dari nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terkandung dalam hadits mulia,
عن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله دلني على عمل إذا عملته أحبني الله وأحبني الناس فقال: ازهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما في أيدي الناس يحبك الناس.
“Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu berkata,”Datang seorang kepada Nabi seraya berkata,’Wahai Rasulullah ajarkan aku sebuah amalan yang menyebabkan aku dicintai Allah dan manusia.’ Rasulullah pun menjawab,’Zuhudlah kamu terhadap dunia, niscaya alah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apapun yang ada pada manusia, niscaya manusia akan mencintaimu.”(HR. Ibnu majah no: 4102)
Berkata Ibnu Rojab rahimahullah,“Pada hadits ini terdapat dua buah wasiat agung; Yang pertama adalah: agar selalu zuhud terhadap dunia, karena itu merupakan sebab terbesar turunnya kecintaan Sang Kholiq (Pencipta) kepada hamba-Nya.
Yang kedua adalah: agar senantiasa zuhud terhadap apa-apa yang ada dan dimiliki oleh manusia, karena perangai ini memiliki pengaruh besar di dalam mendatangkan kecintaan manusia kepadanya.”
Kehormatan seorang mukmin
Para pembaca, tentu dua perangai ini merupakan perangai yang mulia dan terpuji, bahkan perangai ini bisa pula menjadikan seseorang terhina tatkala dia tidak melakukannya dan berpaling darinya. Agar lebih meyakinkan lagi atas keutamaan dua perangai di atas, maka tidak salahnya kita langsung mengambil bukti dan sumbernya, yaitu perkataan Allah yang Maha Penyayang,
قل متاع الدنيا قليل والأخرة خير لمن اتقى ولا تظلمون فتيلا
“Dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.”(QS. an-Nisaa: 77)
تلك الدار الأخرة نجعلها للذين لا يريدون علوا في الأرض ولا فسادا والعاقبة للمتقين
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Qashas: 83)
Demikian juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sang pembawa wahyu,
شرف المؤمن قيامه بالليل وعزه استغناؤه عن الناس
“Kemuliaan seorang mukmin ada pada shalat malamnya dan tidak butuhnya dia terhadap manusia.”(HR. At-Thabrani dalam ‘Al- Majmu’ Al-Awsath’ 4/306)
Wejangan para ulama
Maka atas dasar dari penjelasan-penjelasan di atas, kami menghasung terutama kepada diri kami pribadi dan kepada para pembaca sekalian agar kita selalu berusaha dan berupaya di dalam melaksanakan dua wasiat ini. Sebelum kami mengakhiri penulisan ini, kami akan membawakan ucapan yang menjelaskan tentang makna zuhud yang hakiki.
Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullah,
الزاهد هو من إذا أنعم عليه شكر وإذا ابتلى صبر
“Seorang yang zuhud adalah orang yang senantiasa bersyukur ketika diberi kenikmatan dan bersabar setiap kali diuji.”
Dan berkata pula Sufyan ats-Stauri rahimahullah,
الزهد في الدنيا قصر الأمل ليس بأكل الغليظ ولا بلبس العباء
“Zuhud terhadap dunia adalah dengan memendekkan angan-angan, bukan dengan memakan makanan yang keras (tidak enak) dan berpakaian kumuh.”
Penutup
Maka kita semua berdo’a kepada Allah agar dimudahkan menjadi orang yang zuhud dan dimudahkan pula dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan wasiat-wasiat-Nya. Amiin.
Sumber: kitab “جامع العلوم والحكم في شرح خمسين حديثا.”