Koreksi dirimu saat menuntut ilmu

ADHE' PESEHNA CONG

 

Oleh Rifki Andika Takhosus

 

Tak diragukan lagi amalan menuntut ilmu merupakan amalan yang sangat mulia. Begitu mulianya sampai Allah Ta’ala memerintahkan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta tambahan ilmu, tidak yang selainnya. Dalam keadaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling berilmu tentang agama ini.

 

Keutamaan menuntut ilmu

Begitu banyak ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits sahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di dalamnya dijelaskan berbagai keutamaan menuntut ilmu. Di antaranya ialah sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, sungguh Allah Ta’ala akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (HR. Ahmad)

 

Adapun dari ayat al-Qur’an adalah perkataan Allah Ta’ala di dalam surat al-Mujadilah,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

 

Jangan lupakan hal terpenting

Namun hal ini bisa berbalik 180 derajat, dari yang semula merupakan amalan yang utama, menjadi amalan yang sangat dibenci oleh Allah. Dari yang sebelumnya bermanfaat bagi yang melakukannya, bisa berbalik menjadi mencelakakannya.

Mengapa bisa demikian? Kapan amalan yang amat sangat mulia ini menjadi amalan yang tercela?

Hal tersebut bisa terjadi ketika seorang pencari ilmu melupakan hal yang paling vital, yaitu keikhlasan. Padahal keikhlasan merupakan salah satu dari dua syarat diterimanya seluruh amalan di sisi Allah. Dengan keduanya, keikhlasan dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berbagai amalan akan berbuah pahala dan tidak menjadi amalan yang sia-sia lagi tak berguna.

 

Jika seorang penuntut ilmu tidak memliki keikhlasan, sungguh ia menjadi orang yang merugi, hanya rasa lelah yang ia rasakan, ia tidak mendapat pahala. Bahkan akan terhalangi dari mencium aroma surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

منْ تَعلَّمَ عِلماً مِما يُبتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عز وَجَلَّ لا يَتَعلَّمُهُ إِلاَّ ليصِيبَ بِهِ عَرَضاً مِنَ الدُّنْيا لَمْ يجِدْ عَرْفَ الجنَّةِ يوْم القِيامةِ

“Barangsiapa mempelajari ilmu yang dengan ilmu tersebut diharap wajah Allah, namun ia mempelajarinya untuk mendapatkan bagian yang sedikit dari dunia, maka pada hari kiamat kelak ia tidak akan mencium aroma wangi surga.”

 

Lagi-lagi dunia

Banyak faktor yang mendorong sesorang menjadi tidak ikhlas dalam menunutut ilmu, mungkin ia menginginkan ketenaran, harta, sanjungan, dan lain sebagainya. Mayoritas tujuan ini berkaitan dengan dunia, padahal dunia ini tidak ada harganya di sisi Allah Ta’ala. Namun demikianlah kebanyakan manusia, mereka lebih memilih dunia daripada akhirat yang kekal abadi. Allah Ta’ala mengatakan,

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

“Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.  Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 16-17)

Memang menempa jiwa untuk ikhlas bukanlah perkara yang mudah. Bukan hanya kita yang merasakannya, bahkan para salaf pun turut merasakannya. Karena di sana ada Iblis dan bala tentaranya yang sangat bersemangat untuk menyesatkan anak cucu Adam ‘alaihis salam. Namun janganlah kita patah arang, kita harus berusaha dan yakin dengan janji Allah:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. Al-‘Ankabut: 69)

 

Kiat-kiat untuk bisa ikhlas dalam menuntut ilmu

Jika ada yang bertanya, “Bagaimana caranya agar seseorang itu bisa ikhlas dalam menuntut ilmu?”

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin  rahimahullah di dalam kitabnya Syarah Hilyah Thalibul Ilmi, “Ikhlas dalam thalabul ilmi bisa dilakukan dengan meniatkan empat perkara:

  1. Merealisasikan perintah Allah Ta’ala,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak untuk diibadahi) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19)

 

  1. Menjaga syariat Allah.
  2. Membela agama Islam.
  3. Mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Berkata Imam Ahmad rahimahullah tatkala ditanya, “Bagaimana cara agar seseorang bisa ikhlas dalam thalabul ilmi?” Beliau menjawab,

ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره

“Hendaknya berniat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan orang lain.”

 

Penutup

Demikianlah beberapa perkara yang bisa membantu seseorang untuk ikhlas dalam thalabul ilmi. Sebagai penutup, kami akan bawakan perkataan Imam Ahmad rahimahullah yang semoga menjadi motivasi bagi kita agar ikhlas dalam menuntut ilmu,

العلم لا يعدله الشيء لمن صحت نيته

“Ilmu itu tidak ada tandingannya bagi yang niatnya benar”.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan membalas dengan pahala yang berlipat pada setiap ibadah yang kita kerjakan. Amiin.

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.