Belajar agama karena orang tua?
Oleh Khalid Bengkulu Takhasus
Berikut ini adalah fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah tentang seorang yang belajar ilmu agama karena ingin memenuhi permintaan orangtua dan membahagiakannya:
Pertanyaan:
السائلة تقول: في حديث ما معناه بأن: “من طلب العلم لغير وجه الله فإنه يتبوأ مقعده من النار”، تقول: حيث أنني صممت أن أكمل دراستي الجامعية، وكان ذلك أيضًا رغبة والدي، فكانت الأفكار تراودني في أثناء الدراسة أن لا أكمل ذلك، ولكنني عزمت بشدة أن أكمل لأحقق رغبة والدي، وأجلب له الفرح بذلك، فهل ينطبق علي حكم الحديث؟
Seorang penanya berkata tentang hadits yang maknanya adalah “Barangsiapa yang menuntut ilmu dengan niat bukan karena wajah Allah, maka hendaknya dia mempersiapkan tempat dudukanya di neraka.” Penanya berkata, sesungguhnya aku telah bertekad untuk menyelesaikan studiku di universitas, yang mana hal tersebut juga merupakan harapan dari kedua orangtuaku. Namun muncul pikiran-pikiran yang membujukku di tengah masa belajar untuk tidak menyelesaikannya. Akan tetapi aku telah bertekad dengan kuat untuk menyelesaikannya, karena ini sebagai bentuk merealisasikan harapan kedua orang tuaku dan aku berharap mereka bahagia dengannya. Apakah hukum hadits tersebut masuk/berkonsekuensi atasku?
Jawaban:
عليك التوبة إلى الله، الواجب طلب العلم لابتغاء وجه الله، هذا هو الواجب، ولا ينبغي طلب العلم للوظيفة أو لإرضاء فلان أو فلان، بل الواجب أن يكون طلب العلم ابتغاء وجه الله، يقول النبي ﷺ: ثلاثة هم أول من تسعر بهم النار: رجل تعلم العلم ليقال له: عالم، وتفقه ليقال: فقيه، نسأل الله العافية
Wajib atasmu untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perkara yang wajib adalah menuntut ilmu karena mengharap wajah Allah, inilah yang wajib. Tidak sepantasnya seorang menuntut ilmu karena menginginkan jabatan atau menginginkan keridhoan fulan atau ‘alan. Bahkan yang wajib adalah menuntut ilmu karena mengharap wajah Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Ada tiga golongan, yang api neraka pertama kali dinyalakan untuk mereka –di antaranya- seorang alim dan seorang yang mempelajari ilmu fiqh agar dikatakan bahwa dia adalah seorang yang faqih.” Kita memohon kepada Allah keselamatan dari perangai tersebut.
فالمقصود: أن الواجب على المؤمن في عباداته كلها ومنها طلب العلم أن يتعلم ابتغاء وجه الله، ليعرف دينه.. ليتبصر في دينه.. ليعرف ما أوجب الله عليه وما حرم الله عليه، والوظائف تبع، لكن المقصود تعلمه ليتفقه في الدين.. ليعرف ما شرع الله له؛ ليعلم ما أوجب الله عليه وما حرم الله عليه حتى يكون على بصيرة في دينه
Maksudnya adalah yang wajib atas seorang mukmin pada seluruh peribadahannya –di antaranya menuntut ilmu- adalah dengan niatan mengharap wajah Allah Ta’ala serta agar dia mengetahui dan memikirkan agamanya. Agar dia mengetahui perkara yang Allah Ta’ala wajibkan dan haramkan atasnya. Adapun pangkat atau jabatan itu akan mengikutinya. Namun, tujuan dia belajar adalah agar dia paham tentang agama, mengetahui perkara yang disyariatkan, wajibkan, dan yang Allah Ta’ala haramkan atasnya, sehingga diapun berilmu tentang agamanya.
المقدم: سماحة الشيخ! بماذا توجهون طلاب العلم وطالبات العلم للتزود من العلم الشرعي؟
Seorang mengajukan pertanyaan, Wahai Syaikh yang mulia, dengan apa kalian membimbing para pelajar dalam mempersiapkan mengambil ilmu syar’i?
الشيخ: نصيحتي للجميع العناية بطلب العلم الشرعي والتفقه في القرآن والسنة والسؤال عما أشكل، وإذا تعلم مع هذا أمورًا أخرى في أمور الدنيا فلا بأس، لكن ليهتم بالتفقه في الدين يقول النبي ﷺ: من يرد الله به خيرًا يفقهه في الدين، ويقول ﷺ: من سلك طريقًا يلتمس فيه علمًا سهل الله له به طريقًا إلى الجنة.
Syaikh berkata: Nasehatku untuk seluruhnya adalah hendaknya dia memberikan perhatian dalam menuntut ilmu syar’i dan berusaha memahami al-Quran dan as-Sunnah. Kemudian bagi dia untuk bertanya terhadap perkara-perkara yang terdapat isykal (masalah) padanya. Apabila dia mempelajari ilmu syar’i dan perkara lainnya dari dunia, maka hal tersebut tidak mengapa. Akan tetapi hendaknya dia mementingkan pemahamannya dalam agama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan atasnya, maka Allah akan pahamkan dia dalam agama.” Nabi juga bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk meraih ilmu, maka Allah mudakan baginya jalan menuju surga.”
المقدم: أحسن الله إليكم، وبارك فيكم
Sang penanya: Semoga Allah Ta’ala memberikan kebaikan untukmu wahai Syaikh dan semoga Allah Ta’ala memberkahimu.
Sumber: https://binbaz.org.sa