Laki-Laki Beriman dari Keluarga Fir’aun

meremehkan

Dalam surah Ghafir, disebutkan kisah seorang laki-laki dari keluarga Fir’aun yang beriman kepada ajaran nabi Musa. Namun ia menyembunyikan keimanannya. Tatkala Fir’aun hendak membunuh nabi Musa, laki-laki tersebut mengingkarinya seraya berkata, “Apakah Anda akan membunuh seseorang karena ia mengatakan Rabb-ku adalah Allah dalam keadaan ia telah mendatangkan kepada kalian berbagai bukti dari Rabb.”

Lelaki beriman tersebut memberi peringatan, menasehati, menakut-nakuti kaumnya dari adzab akhirat. Ia juga mengingatkan mereka agar tidak terpedaya oleh kemewahan kerajaan dunia. Si lelaki beriman tanpa putus asa dalam dakwahnya. Ia mengulangi dakwah dan nasehatnya kepada kaumnya. Hingga pada akhirnya Allah menyelamatkan lelaki mukmin tersebut bersama nabi Musa dan kaumnya. Ia selamat dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya serta selamat dari ditenggelamkannya ke dasar laut.

Tatkala menyembunyikan keimanannya, lelaki dari keluarga Fir’aun tersebut menampakkan diri mencocoki mereka. Sehingga Fir’aun dan orang-orangnyapun memperhatikan dan menganggap ucapannya. Inilah hikmah dan tujuan yang ingin ia capai. Berbeda jika ia menampakkan diri menyelisihi mereka, maka mereka tidak akan memberikan perhatian penuh kepadanya. Dengan sebab dirinya dan sebab-sebab lain, Allah selamatkan nabi Musa dari kejelekan Fir’aun dan upaya pembunuhan terencananya. (Lihat tafsir as-Sa’di pada surah Ghafir: 28–45)

Pada kondisi tertentu, untuk tujuan menghindari mudharat dengan tetap mendapatkan maslahat, sebagian ulama mendakwahkan Islam dan sunnah dengan tanpa menyebutkan jati dirinya. Ya, ini tidak terjadi pada sebagian kondisi. Bukanlah ciri utama dakwah sunnah dengan menyembunyikan jati diri. Akan tetapi pada sebagian kondisi, sebagian ulama menyembunyikan jati dirinya.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.