Makna “Allah bersama hamba-Nya”

 

Oleh Amru Magelang 4A Takhasus

 

Pembaca yang semoga Allah rahmati, sebuah keyakinan yang benar tentang Allah adalah Dia berada di atas langit sesuai keagungan dan kemulian-Nya dengan dalil-dalil dan kaidah-kaidah yang telah kita ketahui. Namun ternyata ada kelompok yang menyakini bahwa Allah berada di mana-mana, menyatu dengan makhluk-Nya.

 

Pemahaman yang keliru

Mereka berdalilkan ayat-ayat al-Quran yang tidak didasari oleh pemahaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para ulama setelahnya.  Di antara dalil yang mereka jadikan hujjah adalah,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Dia (Allah) bersama kalian di manapun kalian berada.” (QS. Al-Hadid: 4)

هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا

“Dia (Allah) bersama mereka di manapun mereka berada.” (QS. Al-Mujadilah: 7)

Ayat di atas dianggap dalil oleh mereka untuk membangun keyakinan yang salah. Padahal ayat di atas sama sekali tidak menunjukkan bahwa Allah itu menyatu dengan makhluk-Nya.

Dalam bahasa arab yang al-Quran diturunkan dengan bahasa tersebut, kata mai’yah (kebersamaan) tidak selalu bermakna bersatu/berkumpul pada sebuah tempat. Kata ini bersifat kebersamaan secara mutlak sesuai konteks kalimat.

 

Penjelasan ulama

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

بل القمر آية من آيات الله من أصغر مخلوقاته وهو موضوع في السماء، وهو مع المسافر وغير المسافر أينما كان

“Bahkan bulan yang merupakan salah satu dari tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tarmasuk di antara makhluk Allah yang kecil, keberadaannya di langit senantiasa bersama dengan orang yang sedang safar maupun orang yang tidak safar di manapun berada.” (al-Aqidah al-Wasitiyyah)

Hal ini menunjukkan bahwa kata kebersamaan dalam bahasa arab tidak hanya menunjukkan bersatu, menyatu, atau bercampur dalam sebuah tempat. Oleh karena itu, memahami ayat di atas dengan makna bahwa Allah berada di mana-mana merupakan makna yang batil dari banyak sisi.

  1. Hal ini menyelisihai ijma’(kesepakatan) salafus shalih, karena tidak ada satupun dari mereka yang menafsirakan dengan tafsiran ini.
  2. Menafsirkan/memaknai bahwa Allah berada di mana-mana berarti menyelisihi sifat ketinggian Allah yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan as-Sunnah, fitrah, akal, ijma’, dan pemahan para salafus shalih.
  3. Penafsiran ini akan menimbulkan perkara batil dalam hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

Makna yang benar dari ayat 

Makna yang benar dari ayat di atas adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama hamba-Nya dengan ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, pendengaran, penglihatan, pengaturan, kekuatan, dan makna-makna rububiyah yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa di atas ‘Arsy-Nya, di atas seluruh makhluk-Nya. Inilah makna yang benar dari konteks ayat di atas tanpa ada keraguan sedikitpun.

Mudah-mudahan pembahasan ini bermanfaat untuk kami dan pembaca sekalian. Semoga Allah kokohkan kami di atas al-Haq dan dijauhkan dari berbagai macam fitnah yang tampak atau tersembunyi. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.