Menjadi Santri Berjiwa Besar

 

Oleh Ibnu Muhammad Banjar 1A Takmili

 

Kenikmatan thalabul ilmi merupakan kenikmatan yang besar. Namun kenikmatan tersebut tidak mungkin terwujud dengan badan yang enak dan santai. Akan tetapi sangat dibutuhan perjuangan dan pengorbanan. Berbagai kendala, masalah dan rintangan selalu menghadang dan menunggu di depan, samping dan belakang. Oleh karena itu dibutuhkan di dalamnya keikhlasan.

Yahya bin Abi Katsir mengatakan,

لا يستطاع العلم براحة الجسم

“Ilmu tidak akan didapat dengan badan yang santai.”

Kami ingin menceritakan sebuah pengalaman yang semoga bisa menjadi penyemangat bagi saudara-saudara kami seperjuangan di jalan thalabul ilmi.

Kami adalah santri Takmili angkatan kedua tahun 2020 di Ma’had Minhajul Atsar Jember yang berada di Ma’had II. Kami tinggal di di sini kurang lebih 4 bulan. Pada awalnya, ana kurang betah di pondok dua ini dari sisi fasilitasnya, suasananya, airnya dan yang lain-lain, masih sangat kurang. Jika mandi, bukannya terasa nyaman dan segar, akan tetapi malah tambah gatal-gatal.

Di siang hari terik panasnya sangat menyengat, terkadang kami sedikit mengeluh kepada ustadz-ustadz kami. Dan mereka selalu menasehati kami, “Sabar, namanya juga merintis.” Ana sangat teringat dengan perkataan seorang ustadz, “Kalau kalian berjiwa besar, dimanapun kalian ditempatkan maka kalian tidak akan mengeluh.”

Alhamdulillah, setelah kurang lebih satu bulan ana merasa sangat betah di pondok dua ini. Apalagi ketika kami diperbolehkan untuk memelihara binatang peliharaan, seperti ayam, bebek, ikan, burung, dan yang lainnya. Di samping itu kami juga merasakan ketenangan di dalam membaca al-Qur’an dan memurajaah pelajaran, kerena santrinya masih sedikit. Jumlahnya dua kelas kurang lebih 60 orang.

Kami di sini juga dilatih untuk bersabar dan saling bertaawun dalam rangka mengamalkan firman Allah ta’ala,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2)

Di ma’had 2 ini, dalam seminggu ada 2 hari libur, yaitu hari Jum’at dan Ahad. Untuk hari Ahad dinamakan yaumut-ta’awun. Di hari tersebut kami kerja bakti lingkungan, seperti bersih-bersih kamar, halaman dan yang lainnya.

Kami tidak hanya belajar dalam kelas, kami juga diamanahi untuk mengolah lahan pertanian peninggalan kakak kelas. Dari sini ana mendapatkan banyak pengalaman di dalam berladang, seperti cara menanam yang benar, mengatasi hama dan yang lainnya. Betapa nikmatnya menjadi santri, thalibul ilmi syar’i dengan liku-liku dan pengalaman menarik di dalamnya.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dalam hadis qudsi Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan, “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku selalu bersamanya selama dia mengingat-Ku, apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya di dalam diriku. Apabila dia mengingat-Ku di dalam perkumpulan, Aku akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Apabila dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku pun akan mendekat kepadanya satu depa. Apabila dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Akupun akan mendatanginnya dengan berlari kecil.” Muttafaqun ‘alaih.

Maka, jadilah kalian santri berjiwa besar, yang tidak pernah mengeluh di manapun kalian berada.. Teruslah belajar ilmu sampai ahir hayat kalian.

وَاعْبُدْ رَبّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Sembahlah Rabb-mu sampai datang kepadamu ajal.” (QS. al-Hijr: 99)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.