Musabaqah Qiraatil Kutub (Lomba Membaca Kitab Ulama)

Alhamdulillah, meskipun para santri PP. Minhajul Atsar tidak melakukan kegiatan liburan di rumah pasca hari raya idul fitri 1441 H. tapi mereka tetap senang karena tak sedikit pondok melakukan berbagai kegiatan selama bulan Syawwal 1441 H. Demi mempertahankan para santrinya di pondok, salah satunya adalah perlombaan membaca kitab para ulama’ yang diikuti dari santri tingkat Takhassus (setaraf SMA) di pondok kami.
Meskipun di tengah ujian melanda alias pandemi covid-19 yang sedang merajalela, namun Alhamdulillah acara yang satu ini cukup menarik perhatian seluruh santri PP. Minhajul Atsar, karena acara seperti ini terhitung sebagai acara perdana bagi mereka. Meskipun persiapan yang kami lakukan relatif singkat, hanya sekitar satu pekan sebelum pelaksanaan acara, namun Walhamdulillah berkat karunia Allah Ta’ala semata kemudian kerja keras para panitia semuanya berjalan dengan lancar.
Acara ini diselenggarakan pada tanggal 28 dan 30 Mei 2020 M. yang bertempat di Masjid Ali bin Abi Tholib PP. Minhajul Atsar Jember. Pada hari pertama sambutan acara diberikan oleh Ustadz Abu Abdillah Majdiy selaku pembimbing acara MQK kali ini, kemudian disusul pembukaan acara sekaligus peresmian MQK oleh ketua panitia MQK 1441 H. Berikutnya pemanggilan empat peserta finalis MQK secara undian yang dilakukan oleh panitia. Para peserta MQK tersebut beberapa bulan sebelumnya telah melakukan seleksi sebelum akhirnya tampil menjadi finalis MQK di tanggal 28 dan 30 Mei 2020 M. Kitab yang dijadikan sebagai bahan perlombaan saat itu adalah kitab “Akhlaqul Ulama” karya al-Imam al-‘Allamah Abu Bakr Muhammad bin al-Husain bin Abdillah al-Ajurri. Sebanyak sembilan faqrah (alinea) kami persiapkan untuk bahan perlombaan, kemudian faqrah-faqrah tersebut kami undi untuk delapan peserta finalis MQK yang diselenggarakan selama dua hari tersebut.
MQK kali ini berlangsung sangat meriah, terlebih panitia telah menyiapkan hadiah langsung bagi para penonton yang bisa menjawab kuis-kuis yang diberikan di sela-sela MQK tersebut. Para penonton mulai dari tingkat Tahfizh (setaraf SMP) sampai Takhassus pun sangat antusias ketika kuis dibacakan kepada mereka. Jadi, selama perlombaan kita tidak hanya menghibur para peserta, namun penonton juga kami hibur. Ketika kuis dibacakan sesuai tingkat kelas para penonton merekapun saling mengangkat tangan agar mereka yang bisa maju untuk menjawab kuis tersebut. Hadiah yang kami berikan tidak tanggunng-tanggung, ada jajanan / snack dari harga 1000 hingga 20.000-an, alat tulis, sarung, dan lain-lain. Semua hadiah tersebut kami bungkus dengan kertas kado, kecuali hadiah utama kami rancang khusus seperti miniatur monas di Jakarta. Hadiah utama tersebut diberikan kepada penonton yang bisa menjawab kuis puncak versi panitia MQK 1441 H.
Dewan Juri MQK kali ini dihadiri oleh tiga orang ustadz dari berbagai lembaga, ada al-Ustadz Abu ‘Umair (pengajar lembaga Tahfizh), al-Ustadz Abdullah Iman (mudir lembaga Takmily), al-Ustadz Abu Abdillah Kediri (pengajar lembaga Takhassus dan Madrasah), al-Ustadz Muhammad Bahrul ‘Ulum (muadzin pondok sekaligus pengajar Madrasah), ustadz yang terakhir ini menggantikan dewan juri yang berhalangan hadir pada hari pertama MQK. Seluruh peserta finalis MQK membaca maqra’nya (bacaannya) di hadapan para penonton beserta tiga dewan juri tersebut. Banyak faidah ilmiah yang mereka dapatkan, terlebih para santri yang notabenenya adalah penuntut ilmu agama.
Pada hari pertama masing-masing peserta maju ke meja pembicara untuk membaca maqra’nya di hadapan dewan juri dan para penonton, setelah nama peserta diundi terlebih dahulu oleh panitia. Adapun pada hari kedua masing-masing peserta maju kedepan tanpa menggunakan meja pembicara, akan tetapi peserta dibiarkan berdiri membaca maqra’nya pada layar proyektor yang telah disiapkan oleh panitia. Hal ini dilakukan agar menghindari penonton yang merasa bosan ketika mereka tak bisa melihat apa yang sedang dibaca oleh para peserta. Alokasi waktu yang kami berikan untuk masing-masing peserta adalah lima menit saja. Berikutnya, kami memberikan alokasi waktu sebanyak tujuh menit bagi para dewan juri untuk memberikan pertanyaan, serta masukan terkait yang dibaca, dan memberikan penilaiannya pada blangko penilaian yang telah disiapkan oleh panitia.
Sementara pada kedua perlombaan MQK-RAYA ini sambutan acara diberikan oleh Ustadz Abu Ja’far dengan membawakan tema “Bagaimana Semangat Para Salaf Dalam Membaca Kitab”, setelah itu dilanjutkan langsung dengan empat peserta finalis yang tersisa. Yang paling menarik perhatian disini adalah hadiah utama atau bagi para penonton yang bisa menjawab soal puncak versi panitia MQK-RAYA 1441 H., di mana penonton yang bisa menjawab soal ini akan mendapatkan satu buah kado berbentuk monas yang ada di Jakarta, sangat menarik bukan?. Setelah penyerahan hadiah tersebut, kemudian penyebutan kesan dan pesan dari salah satu peserta maupun penonton. Barulah acara MQK-RAYA ini berakhir.
Sebagai penutup kami selaku panitia MQK-RAYA 1441 H memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila di sana masih didapati kekurangan dari kami. Segala masukan yang berharga akan kami tampung sebagai bahan evaluasi ke depannya. Dan tak lupa kami mengucapkan jazakumullahu khairan khairal jaza’ kepada seluruh asatidzah dan teman– teman panitia yang telah banyak berkontribusi demi kelancaran acara yang spektakuler ini. Semoga bermanfaat.