Nasehat Syaikh Yahya bin Ali Nahari untuk para santri

 

Berikut ini nasehat dari Syaikh Yahya bin Ali Nahari hafizhahullahu ta’ala tentang keutamaan ilmu, penuntut ilmu, dan upaya menyebarkan ilmu.

 

Setelah menyampaikan khutbatul hajah, beliau mengatakan:

=========

Kami bersyukur kepada Allah atas pertemuan ini. Aku memohon agar Allah menjadikannya sebagai pertemuan yang diberkahi kemudian memberikan kita semua ilmu yang bermanfaat dan amal saleh. Aku juga memohon agar Allah mengajari kita segala hal yang bermanfaat dan menjadikan apa yang kita pelajari sebagai ilmu yang bermanfaat.

Ikhwati fillah, ini termasuk karunia Allah untuk kita. Di antara karunia-Nya adalah Dia memudahkan kita sarana dan fasilitas ini sehingga kita bisa belajar ilmu dan berada di atas ilmu. Sekali lagi, kita bersyukur kepada Allah atas karunia dan anugerah ini.

Ikhwati fillah, di antara perkara yang hendaknya diperhatikan adalah agar kita menuntut ilmu, menghasung diri kita untuk thalabul ilmi serta saling berwasiat di antara kita. Allah memerintahkan kita semua untuk saling berwasiat di atas kebenaran. Allah berfirman (artinya), “Mereka berwasiat di atas kebenaran dan kesabaran.”

Ini adalah tanda kesuksesan dan kebahagiaan orang-orang yang beriman. Sedangkan upaya saling menasehati tidak bisa dicapai kecuali melalui jalur ilmu.

Sungguh, Allah telah melebihkan para pemilik ilmu. Allah berfirman (artinya), “Apakah sama antara orang yang berilmu dan yang tidak berilmu?” Allah juga berfirman (artinya), “Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman di antara kalian dan Allah akan mengangkat orang yang berilmu di atas mereka beberapa derajat.”

Tidaklah Allah memerintahkan nabi-Nya (nabi Muhammad) untuk meminta tambahan sesuatu di dunia ini selain tambahan ilmu. Allah berfirman (artinya), “(Katakanlah wahai Muhammad), ‘Ya Allah, tambahkanlah ilmu kepadaku!”

Kenapa bisa demikian? Kenapa dengan ilmu? Tidak lain tidak bukan, itu semua disebabkan karena keutamaan ilmu.
Bagaimana tidak? Para ulama adalah pewaris para Nabi, seperti dalam hadis, “Para ulama adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidaklah meninggalkan warisan berupa dirham dan dinar. Mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” Maka, inilah kebahagiaan pemilik ilmu dan penuntut ilmu.

Termasuk keutamaan pemilik ilmu adalah mereka mendapatkan pahala yang besar. Allah membanggakan mereka di hadapan para malaikat-Nya. Mereka adalah kaum yang kawan mereka tidak akan sengsara jika berteman dengan mereka.

Maka, aku wasiatkan kepada kalian untuk menambah thalabul ilmi dan bersabar. Sebab, Allah akan menguji orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Ya, Allah akan menguji mereka agar mereka mendapatkan berbagai kebaikan yang banyak ini. Sebab, ilmu itu membutuhkan kesungguhan dan perjuangan. Allah berfirman (artinya), “Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya akan Kami beri petunjuk ke jalan Kami.”
Tidaklah orang-orang yang berhasil mendapatkan ilmu bisa berhasil melainkan dengan menahan derita dan kesulitan serta dengan perjuangan dan kesungguhan.

Adapun jika kamu mencari kondisi yang nyaman, santai, tenang, atau kamu tidur terus. Atau kamu inginnya bermain dan bercanda, maka tidak akan berhasil mendapatkan ilmu.

Akan tetapi, hendaknya kamu mendidik jiwamu di atas perkara yang dicintai oleh Allah dan perkara yang mengandung ketaatan kepada-Nya. Ini lebih baik bagi jiwamu.

Maka wasiatku untuk kalian, agar kalian perhatian dalam menambah ilmu. Ini hanyalah peringatan dariku, walaupun kami tahu bahwa kalian di atas kebaikan. Kalian memiliki kesungguhan dan berbagai pelajaran. Demikian yang disampaikan oleh sebagian ikhwah kepada kami.

Kami memohon kepada Allah agar memberi kita semua taufik dan membalas kalian atas usaha kalian.

Ketahuilah suatu hari di mana Allah memberikan karunia ini kepada kalian, memberikan petunjuk kepada kalian sehingga kalian berada di atas kedudukan mulia dan karunia besar ini. Ingat-ingatlah nikmat ini. Allah telah memberikan kalian karunia nikmat dan memberikannya secara khusus kepada kalian tanpa diberikannya kepada orang lain.

Ini merupakan karunia dari Allah yang seharusnya kalian syukuri dan dengannya kalian memuji Allah karena Dia telah memberikan karunia dan kekhususan tersebut kepada kalian. Allah berfirman (artinya), “Ini adalah karunia dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah memiliki karunia yang besar.”

Allah juga berfirman (artinya), “Barangsiapa yang Allah inginkan hidayah kepadanya maka Allah akan lapangkan dadanya untuk menerima Islam. Sebaliknya, orang yang Allah kehendaki sesat, maka Allah menjadikan dadanya sempit dan berat menerima Islam, seperti beratnya ia saat mendaki langit.”

Sekali lagi, ini merupakan nikmat yang sepatutnya kita ingat-ingat, kita ingatkan diri-diri kita dan orang lain tentangnya. Sekali lagi, ini merupakan karunia dari Allah semata.

Hendaknya pula, kita mengajari orang lain dan hendaknya kita menyebarkan ilmu di rumah-rumah di bumi sesuai kemampuan kita. Allah berfirman (artinya), “Bertakwalah kepada Allah semampu kalian.”

Hendaknya kita menjadi pengikut para rasul dengan sesungguhnya. Yaitu, menyampaikan ilmu dan ajaran Islam. Tugas kita hanyalah sekedar penyampai. Hal ini seperti firman Allah kepada Nabi-Nya, “Kamu ini (Muhammad) hanyalah sekedar penyampai.”

Hidayah itu di milik Allah dan di tangan Allah. Allah berfirman (artinya), “Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada mereka sebagai penjamin (hidayah). Tidak lain kamu ini hanyalah penyampai saja.”

Inilah tugas para rasul: memperingatkan umat. Para rasul memperingatkan umat dari neraka Jahannam. Mereka juga memberi kabar gembira dengan adanya surga. Para rasul itu menyampaikan agama Allah.

Hal ini juga sebagai pelaksanaan sabda Nabi (artinya), “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat!” Ketika kamu mengajari orang lain ilmu yang telah kamu pelajari sebelumnya, kamu jelaskan kepadanya, sekalipun satu ayat dari al-Qur’an, atau hadis, atau nasehat yang telah kamu pahami, atau satu ayat yang telah kamu hafal, lalu kamu ajarkan kepada orang lain, maka ini merupakan kebaikan yang sangat besar.

Betapa besarnya pahala dari upaya dan amalan menyebarkan ilmu. Sebarkanlah ilmu dalam rangka mencari wajah Allah. Wajib bagi kalian untuk mengikhlaskan niat, mengikhlaskan ibadah dan amalan. Demikian pula ikhlas dalam menuntut ilmu. Ya, semua amalan itu hendaknya untuk Allah semata.

Waspadalah dari perkara yang membuat jalan yang lurus menjadi bercabang, seperti cinta kepemimpinan, ingin tampil, suka ketenaran dan lain sebagainya yang akan memutus kalian dari jalan yang lurus.

Jadikanlah pikiran dan cita-citamu untuk bisa mati di atas jalan lurus. Ini tujuan utama. Kamu di atas jalan lurus dan istiqamah di atasnya sampai Allah mematikan dirimu. Allah berfirman, “Tunjukilah kami jalan yang lurus!”

 

=======

 

Disampaikan pada hari Selasa, 20 Jumadal Akhirah 1442 H

 

Teks Arab:

كلمة توجهيات ونصائح قيمة حول العلم وأهله وطلبه ونشره

 

-بعد خطبة الحاجة-

أما بعد

فنحمد الله تعالى على هذا اللقاء، وأسأل الله أن يجعله مباركا، وأن يرزقنا وإياكم العلم النافع والعمل الصالح، وأن يعلمنا ما ينفعنا وينفعنا بما علمنا

إخوتي في الله، فهذا من فضل الله عز وجل علينا. فمن فضله أن يسّر لنا هذه الوسائل حتى نتعلم العلم ونكون على بصيرة، فنشكر الله عز وجل على منه وكرمه

ويا إخوتي، مما ينبغي التنبيه له أن نطلب العلم ونحث على طلب العلم وأن نتواصى بيننا، والله عز وجل أمر بالتواصي بالحق، قال تعالى: (وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر). هذه علامة فلاح أهل الإيمان وسعادتهم، والتواصي لا يعرف إلا عن طريقة العلم

وقد فضّل الله أهل العلم، قال تعالى: (قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون) وقول الله: (يرفع الله الذي آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات)

وما أمر الله النبي عليه الصلات والسلام بالازدياد من شيئ في هذه الدنيا إلا من العلم، قال تعالى: (وقل رب زدني علما) وما ذالك يا عباد الله؟ ويكون هذا العلم إلا لفضله–لفضل العلم–كيف لا؟
والعلماء ورثة الأنبياء كما جاء في الحديث (العلماء ورثة الأنبياء، والأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما، إنما ورثوا العلم. فمن أخذه أخذ بحظ وافر) فهي سعادة أهل العلم وطلاب العلم

كذالك من فضلهم أن لهم من الأجور العظيمة ويباهي بهم الله عز وجل ملائكته وهم القوم لا يشقى بهم جليسهم

فألله الله أوصيكم بالازدياد من طلب العلم والصبر، والله سبحانه وتعالى يبتلي أهل الإيمان وطلاب العلم يبتليهم حتى ينالوا هذا الخير الوفير، لأنه يحتاج إلى جهود ومجاهدة، والله سبحانه وتعالى يقول: (والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا) فما حصل من حصل من العلم إلا بالمكابدة وبالمجاهدة

أما أن تبتغي الراحة وتريد الدعة وتخلد إلى النوم-تريد هذا، تريد اللهو واللعب-لكن عليك يا عبد الله أن ترب إلى هذه النفس لما يحبه الله ولما فيه الطاعة هوخير لها

فوصيتي لكم بالاهتمام بازدياد العلم، وهذه من باب التذكير، وإلا فنحسبكم والله حسيبكم أنكم على خير، ولكم اجتهادات، ولكم دروس، هذا ما أخبرنا به الإخوة

فنسأل الله أن يوفقنا وإياكم وأن يجزيكم خير الجزاء على ما تقومون به

واعلموا يوم أن الله فضلكم وهداكم بهذه المنزلة الرفيعة وهذا الفضل عظيم، تذكروا هذه النعمة أن الله أنعم عليكم وخصكم بها من دون ما ترون من الناس، فهذا فضل من الله عز وجل

ينبغي أن تشكروه سبحانه وتعالى وتحمدوه على أن خصكم وفضلكم على كثير من الناس، قال تعالى: (ذالك فضل الله يؤتيه من يشاء والله ذوالفضل العظيم) وقال تعالى: (فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للإسلام ومن يرد أن يضله يجعل صدره ضيقا حرجا كأنما يصعد في السماء) فهذه نعمة عظيمة ينبغي أن نتذكرها ونذكر بها أنفسنا ونذكر بها غيرنا: أن هذا فضل من الله

كذالك ينبغي لنا أن نعلّم غيرنا وأن ننشر العلم في ربوع هذه الأرض في هذه المعمورة ما استطعنا، قال تعالى: (فاتقوا الله ما استطعتم) وأن نكون أتباع الرسل بحق وحقيقة مبلغين، إنما علينا البلاغ. كما قال الله عز وجل للنبي صلى الله عليه وسلم: (إنما عليك البلاغ

فالهداية عند الله وبيد الله، قال تعالى: (وما أرسلناك عليهم حفيظا، إن عليك إلا البلاغ) هذه وظيفة الرسل: النذارة. يُنذرون ويحذرون من نار جهنم ويبشرون بالجنة ويبلغون دين الله عز وجل

كذالك ممتثلين بقول النبي صلى الله عليه وسلم: (بلغوا عني ولو آية)، فعندما تعلم يا عبد الله ما تعلمت وتبين ذلك ولو آية من كتاب الله أو حديثا أو موعظة وعيتها وآية حفظتها وعلمتها غيرك فهو خير عظيم

فالله الله في المثل في نشر العلم، انشروه ابتغاء وجه الله وعليكم بالإخلاص، إخلاص العبادة وإخلاص العمل والإخلاص في طلب العلم، أن يكون لله وحده، والحذر من بنيات الطريق من حب الرياسة وحب التصدر وحب الشهرة و وإلى ذلك الذي تقطع عليكم الطريق

وليكن شعارك يا عبد الله أن تموت على صراط مستقيم، هذا هو، أن تبقى عليه وأن تثبت عليه إلى أن يتوفاك الله (اهدنا الصراط المستقيم)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.