PERJALANAN PANJANG MENUJU UJUNG ALANG

Lautan luas membentang di depan kami. Kanan kiri pandangan kami dipenuhi kapal-kapal raksasa dalam negeri maupun luar negeri. Sesekali perahu kecil terlihat mondar-mandir mencari apa yang dicari.
Di sebelah kanan, cerobong asap Pertamina tak henti-hentinya menyemburkan asap. Kalau malam hari, semburan itu berubah menjadi semburan api. Pemandangan yang asyik bagi sebagian kami, yang memang berasal dari pelosok desa.
Jauh di depan, pulau besar dengan kokoh menghadang ombak. Tak bergeser sedikitpun sejauh pandangan kami, sekalipun dihempas badai setiap hari. Dialah pulau Nusakambangan, ikon kota Cilacap.
Semua itu, pemandangan eksotik, yang kami saksikan mengingatkan kebesaran Sang Pencipta. Jika, alam ini begitu indah dan teratur, tentu penciptanya adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Sehingga Dia-lah yang berhak disembah, tidak boleh dipersekutukan.
Itulah sekelumit perjalanan kami, Tim Medis Ujung Alang. Sepanjang sungai, saat menembus hutan-hutan bakau, bangunan Lapas (Rumah Tahanan) juga menyapa. Lapas terdiri dari 5 unit, jelas Pak Parno, nahkoda yang mengantar kami.
Di Lapas tersebut, saudara-saudara kita menempuh jalan yang salah. Mereka khilaf dalam hidup mereka. Tapi, semoga dalam hati kecil mereka terbetik rasa tobat untuk kembali ke jalan lurus.
Terbukti, salah satu ustadz kita juga diminta memberi pencerahan dan bimbingan untuk mereka. Semoga Allah bukakan pintu hidayah bagi mereka. Kalau tidak mereka, putra dan putri mereka menjadi anak saleh salehah.
Itulah perjalanan panjang menuju Ujung Alang. Tak terasa, kami sudah dihadapkan dengan penduduk Ujung Alang dengan jumlah warga 1200 KK. Mayoritas mereka adalah muslim.
Jumlah tim medis sekitar 30 orang. Baksos ditempatkan di Sekolah Dasar di sini. Kegiatan Baksoa didukung oleh semua unsur, baik pemerintah, tokoh maupun takmir masjid. Wallahu a’lam