Renungan saat sendiri

 

Oleh Ahmad Hidayat Musyrif Tahfidz

 

Bulan Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita. Sebuah bulan yang dipenuhi dengan ampunan dan pahala, juga bulan terbentangnya pintu-pintu taubat. Sebuah kesempatan yang sangat tepat untuk mengoreksi berbagai kesalahan dan dosa, serta mengharap ampunan dari Allah Ta’ala. Maka berbahagialah bagi siapa saja yang dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, dan merugilah bagi siapa saja yang terluput dari kesempatan tersebut.

 

Apakah amalan kita diterima atau tidak?

Setelah kepergian bulan suci, hendaknya setiap kita mengoreksi diri. Apakah amalan yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah Ta’ala, dan dosa yang kita lakukan diampuni olehNya. Atau sebaliknya, jangan-jangan amalan yang kita kerjakan sia-sia belaka. Karena perbuatan suuzhan (berburuk sangka) terhadap teman, menggibahi, menzaliminya, bahkan mengadu domba antar kaum muslimin. Wal’iyadzubillah.

Jika ternyata hal tersebut ada pada diri kita, maka segeralah bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan meminta maaf jika dosa yang kita lakukan bersangkutan dengan hak orang lain. Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala cabut nyawa kita, sebelum Allah adzab dengan an-nar (neraka). Wal’iyadzubillah.

 

Tidak ada yang suka memakan bangkai saudaranya

Wahai saudaraku, apakah engkau rela memakan daging bangkai saudara kita? Disebabkan kita berbuat zalim, ber-suuzhan, dan mencari-cari kesalahannya. Tidakkah engkau ingat firman Allah Ta’ala:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan perasangka, karena sebagian perasangka itu (membuat) dosa. Dan Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kalian yang membicarakan kejelekan sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging bangkai saudaranya? Tentu kalian membencinya.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala memanggil orang-orang beriman. Karena yang melakukan dosa-dosa ini adalah orang-orang yang beriman, karenanya Allah Ta’ala panggil mereka dengan panggilan keimanan.

 

Waktunya mengintrospeksi diri

Semua dari kita mengakui akan kekurangan yang ada, namun hendaknya kita mengintrospeksi diri sebelum Allah ‘Azza wa Jalla hisab seluruh perbuatan kita, pada hari dimana seluruh perbuatan hamba akan diperlihatkan. Diriwayatkan dari shabat Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu beliau pernah memberi wejangan ketika berkhutbah:

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، أَنَّهُ قَالَ فِي خُطْبَتِهِ : حاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْل أَنْ تُوزَنُوا ، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ ، يَوْمَ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ.

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalin sebelum kalian ditimbang, perbaguslah amalan kalian sebelum datangnya hari perhitungan, pada hari dimana tidak ada sesuatupun yang tersembunyi.” (Al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah rahimahullah, 13/270)

 

Wahai saudaraku seiman, marilah bersama-sama mengoreksi diri-diri kita. Janganlah kita tersibukkan dengan kesalahan orang lain. Seandainya dosa itu memiliki aroma, niscaya seluruh manusia tidak akan mau mendekat kepada kita. Bersiaplah menyongsong hari perhitungan amal dengan berbagai amal shalih, sebelum datang kematian yang akan memutus kesempatan.

 

Akhir kata

Semoga Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat dan menerima amal shalih yang kita kerjakan, serta memberi taufiq kepada kita semua untuk selalu bermuhasabah (mengintrospeksi) diri-diri kita sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala hisab amal perbuatan yang kita lakukan.

 

 

 

.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.