Renungan menyambut bulan Ramadhan

Oleh Muawiyah Ciamis Tahfizh
Detik demi detik berganti menit, terus waktu bergulir, hingga tidak terasa sudah sekian jam lamanya kita arungi. Ramadhan sudah berada di pelupuk mata, namun diri ini masih saja terus berada dalam kelalaian. Dosa-dosa kian menumpuk dan pekatnya maksiat kian menyelubungi hati.
“Ya Allah…kami telah menzalimi diri-diri kami sendiri. Jikalau bukan karena ampunan serta rahmat-Mu, niscaya kerugianlah yang akan kami tunai.”
“Ya Rabbul ‘Alamin..bulan yang Engkau turunkan al-Quran padanya, Engkau penuhi bulan tersebut dengan ampunan dan rahmat-Mu serta keberkahan padanya. Sampaikanlah diri-diri kami pada bulan tersebut, agar kami bisa mengisinya dengan berbagai ketaatan kepada-Mu.”
Nasehat
Jangan jadikan hari-hari Ramadhanmu seperti hari-hari biasa, penuhilah ia dengan berbagai amal sholih dan ketaatan kepada Allah. Wahai yang tak merasa puas berbuat dosa pada bulan Rajab, hingga iapun bermaksiat kepada Rabbnya pada bulan Sya’ban. Janganlah jadikan Ramadhan sebagai bulan maksiat pula. Perbanyaklah membaca al-Quran dan berdzikir kepada Allah.
Renungan
Betapa banyak yang dahulu engkau kenal sering berpuasa, baik keluarga, teman, dan tetangga, namun kematian telah menyapa mereka. Sementara sepeninggalnya, engkau sekarang masih hidup dan kematian telah menunggu di waktu yang tidak engkau sangka.
Berharaplah pahala dari Allah Ta’ala atas puasamu, semoga dapat memupus berbagai dosa-dosa yang telah lalu. Bukankah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpasa Ramadhan atas dorongan iman dan mengharap ganjaran dai Allah, pasti akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Tinggalkan dosa dan maksiat
Wahai saudaraku, jagalah puasamu dari hal yang dapat membatalkan dan mengurangi pahala, baik berupa amalan maupun ucapan yang tidak diridhoi oleh Allah. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam telah mengancam orang yang berpuasa, namun tidak meninggalkan ucapan dusta.
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta serta beramal dengannya, maka Allah tidak butuh tatkala dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhori no. 1903)
Demikian pula doa malaikat Jibril ‘alaihis salam yang diaminkan oleh Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam: “Sungguh celaka orang yang memasuki bulan Ramadhan, namun dia tidak diampuni.” (HR. Al-Bukhori di dalam kitab al-Adabul Mufrad no. 644)
Sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu memberikan kepada kita sebuah arti hakikat ibadah puasa: “Jika engkau berpuasa, hendaknya engkau puasakan pula pendengaran, penglihatan, serta mulutmu dari kedustaan serta berbagai larangan. Tinggalkan perbuatan mengganggu tetangga dan jangan jadikan hari bepuasamu dan hari berbukamu sama.”
Akhir kata
Semoga Allah Ta’ala mengabulkan setiap do’a yang kita panjatkan kepada-Nya dan mengampuni dosa-dosa kita. Harapan besar, semoga Allah menyampaikan kita ke bulan suci Ramadhan yang dan menerima seluruh amal ketaatan kita. Hanya Allah Yang Maha Mengabulkan permintaan hamba-Nya.