Santri di sore hari bulan Ramadhan
Oleh Hasan Tamam Takhasus
Sore ini cuaca di pondok sedikit mendung, banyak awan yang begerombol di langit sana. Tak jarang angin bertiup agak kencang, membuat kain korden jendela kamar bergoyang-goyang. Tampak di area pondok, santri sibuk dengan amalan ta’awun harian mereka.
Melirik kondisi para pencari ilmu syar-i
Di masjid sana ada halaqoh (majlis) al-Qur’an bagi thullab Tahfidz, halaqah yang mereka jalani setiap harinya. Tepat setelah shalat wushtho (ashr) mereka memulai majelis yang mulia itu, dengan durasi kurang lebih setengah jam setelah selesai shalat.
Adapun thullab Takhasus agak sedikit berbeda dengan thulllab Tahfidz. Sebagian mereka ada yang muraja’ah sendiri-sendiri di masjid. Apabila kita menengok ke lapangan depan masjid, terlihat di sana ada thullab Takhasus yang lain sedang berolahraga.
Sedangkan untuk kelas satu, mereka memiliki jadwal paten di sore hari, berupa piket kebersihan pondok. Ada yang piket menyapu di sebelah barat masjid, ada yang di lapangan, ada yang menyapu di kebun/taman pondok, semua tempat yang dibutuhkan untuk dibersihkan di situ ada petugas yang piket.
Apabila kita jalan-jalan ke posko ifthor yang bertempat di kantin, banyak kelas dua Takhasus yang sedang menyiapkan buka puasa harian. Ada yang menuang minuman ke gelas, ada pula yang membagi-bagi kue di nampan, dan lainnya.
Kalau kita jalan-jalan ke maqshof, kelas tiga dan kelas empat Takhasus banyak ditemui disana. Mereka sibuk mengisi rak-rak barang jualan yang kosong. Mulai dari rak jajanan, rak sabun, rak bumbu, rak buku, lemari es minuan botol, freezer es krim, dan lainnya. Belum lagi kalau ke gudangnya, di situ pasti ada ‘petugas yang sedang dinas’.
Sehingga kalau mencari seorang thullab di kamarnya, jarang sekali didapati. Anda harus mencari di tempat aktivitasnya mereka masing-masing.
Antri di KM lalu taklim jelang berbuka
Setelah kita keliling-keliling area pondok tadi dan hendak mandi, kita harus mengantri terlebih dahulu. Karena thullab yang sudah menyelesaikan kegiatannya, kamar mandilah menjadi tujuan pertamanya. Sudah barang tentu, kegiatan-kegiatan di atas cukup menguras tenaga dan keringat. Jadi maklum, kalau mendekati jam-jam 16.50, di depan kamar mandi banyak yang mengantri.
Kesibukan mereka terhenti secara otomatis pada jam 16.50. Seakan ada remot yang menghentikan kegiatan mereka. Karena pada jam ini mereka dituntut untuk bersiap-siap menghadiri taklim menjelang buka puasa.
Harapan kita bersama
Itulah ta’awun dan aktivitas para santri di sore hari, masyaAllah. Kegiatan mereka tidak jauh dari apa yang dikatakan oleh Allah Ta’ala:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
“Apabila kamu sudah menyelesaikan suatu perkerjaan, maka lakukanlah perkerjaan yang lain.” (QS. Al-Insyirah: 07)
Ya, setelah shalat Ashar, ada yang langsung pergi dan ada yang duduk sejenak membaca beberapa lembar dari al-Qur’an. Karena masing-masing mereka ada amanah yang harus ditunaikan berupa ta’awun dan aktivitas lainnya.
Semoga apa yang mereka lakukan masuk dalam firman Allah Ta’ala:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada pada kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, yang melakukan amal sholih dan yang saling memberikan wasiat untuk terus di atas kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Inilah sedikit gambaran global kondisi para santri yang berjuang di pondok ini. Semoga semua amalan mereka dicatat di sisi-Nya dan diberi ganjaran dengan yang lebih baik di akhirat kelak. Amin