Shalat malam, tanda syukur seorang hamba

ramadan

 

Oleh Umar Riau Takhasus

 

Qiyamul lail atau disebut pula dengan shalat malam atau tahajjud adalah shalat yang dilaksanakan dalam rentang waktu antara setelah shalat isya sampai menjelang shubuh.

Tata cara shalat malam

Shalat ini dilakukan dengan dua raka’at dua raka’at sampai sepuluh raka’at. Kemudian dilanjutkan dengan shalat witir satu raka’at atau tiga raka’at. Sebagaimana yang termaktub dalam hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Dahulu Nabi melakukan shalat malam sebanyak 13 raka’at, sudah termasuk di dalamnya shalat witir dan dua raka’at sebelum shubuh.”

Atau juga bisa dilakukan dengan jumlah raka’at ganjil di bawah itu. Minimalnya, shalat witir ini dilakukan dengan satu raka’at. Sebagaimana dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ

“Shalat malam dikerjakan dua raka’at dua rakaat. Apabila khawatir shubuh datang, maka shalat witirlah satu raka’at.” (HR. Muslim no. 147)

 

Keutamaan shalat malam

Berbicara tentang keutamaan shalat malam, tentulah sangat banyak dalil-dalil yang menerangkannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Shalat malam adalah shalat sunnah yang paling utama

Dari sahabat yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Shalat yang paling utama untuk dikerjakan setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

  1. Tanda syukur seorang hamba

Disebutkan dalam hadits dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau berkata tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كَانَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ ، فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصْنَعُ هَذَا ، يَا رَسُولَ الله ، وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأخَّرَ ؟ قَالَ : (( أفَلاَ أكُونُ عَبْداً شَكُوراً! )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam sampai kedua kakinya pecah-pecah, maka aku berkata kepadanya, ‘Kenapa engkau melakukan seperti ini, wahai Rasulullah? Padahal dosa-dosamu yang telah lalu dan akan datang telah diampuni.” Beliau menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?” (Muttafaqun ‘alaih)

 

Awal mula disyariatkannya shalat malam

Tahukah anda, awal mula disyariatkannya shalat malam bertepatan dengan turunnya surat al-Muzammil. Di dalamnya terdapat perintah untuk mengerjakannya di setiap malam.

يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

“Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad). Bangunlah di waktu malam untuk shalat kecuali sebagian kecil.” (QS. Al-Muzammil: 1-2)

Ayat ini datang dengan konteks perintah, menunjukkan bahwa shalat malam pada mulanya adalah wajib. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melakukan ibadah wajib ini selama satu tahun penuh. Tatkala turun ayat terakhir dari surat al-Muzammil, maka hukumnya berubah menjadi sunnah.

 

Salaf dan shalat malam

Dahulu para salaf sangat menikmati shalat malam yang mereka kerjakan, sampai-sampai Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah berkata, “Orang yang terbiasa shalat malam merasa lezat dengan apa yang mereka kerjakan daripada orang-orang lalai yang lebih memilih tenggelam dalam tidur mereka. Kalaulah tidak ada malam, maka rasanya aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”

Seorang tabi’in pernah mendatangi al-Hasan al-Bashri rahimahullah, lalu dia bertanya, ”Wahai Abu Said, apa pendapatmu tentang seorang yang memiliki hafalan al-Qur’an namun dia tidak memanfatkannya pada shalat malamnya? Dia hanya mencukupi dengan melakukan ibadah wajib saja dan tidak melakukan amalan sunnah.”

Lalu beliau menjawab, “Dia seakan-akan hanya menjadikan al-Qur’an sebagai bantal. Tidak bermanfaat apa yang dia hafal itu.”

Suatu ketika Syaikhul Islam rahimahullah ditanya perihal seorang yang terbiasa meninggalkan shalat sunnah rawatib, maka beliau berkata: “Barangsiapa yang rutin meninggalkannya, menunjukkan sedikit agamanya dan persaksiannya tertolak menurut mazhab Ahmad dan Syafi’i.”

 

Tips mudah menjalankan shalat malam, insyaAllah

Bagi yang belum terbiasa menjalankan shalat malam, tidak ada salahnya mencoba tips-tips berikut ini. Mudah-mudahan membantunya untuk mengeraka shalat malam.

  1. Jangan terlalu banyak makan dan minum

Kebanyakan makan dan minum akan membuat badan terasa berat dan malas untuk beribadah. Ulama salaf rahimahullah mengatakan, “Jangan banyak makan, sehingga membuat kalian banyak minum dan pada akhirnya membuat kalian banyak tidur.”

  1. Jauhi begadang di waktu malam

Termasuk sunnah adalah tidur di awal waktu, mudah-mudahan bangunnya juga leih awal dan bisa mengerjakan shaat alam di sepertiga malam terkahir.

  1. Jauhi maksiat

Maksiat akan menghalangi anda dari menjalankan shalat malam. Imam ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Aku terhalangi tidak bisa mengerjakan shalat malam dikarenakan dosa yang pernah aku perbuat.”

 

Penutup     

Demikianlah pembahasan ringkas seputar shalat malam, hendaknya kaum muslimin memperhatikan dan mengamalkannya. Terlebih para santri atau yang menisbatkan dirinya kepada ilmu. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian, wallahu ‘alam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.