Tauhid, perkara yang sangat penting

 

Oleh Abu Jarir Takhasus

 

Tujuan manusia dicipaktan ialah untuk beribadah kepada Allah semata, Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

 

Bertahuid adalah sebuah kewajiban bagi manusia, mengetahui keutamaannya juga merupakan suatu hal yang perlu diketahui baginya. Ketahuliah, bahwasanya ibadah tidak akan sah kecuali dengan tauhid. Oleh karena itu, tauhid memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaannya sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:

  1. Tauhid adalah penopang terbesar bagi seorang untuk memiliki harapan dalam menjalankan ketaatan, karena seorang yang bertauhid beramal untuk Allah Ta’ala.
  2. Seorang yang bertauhid akan mendapatkan keamanan dan juga petunjuk, Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanannya dengan kedzaliman. Merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)

 

Tafsir ayat

Tatkala ayat ini turun, perkara ini sangat memberatkan para sahabat, lalu mereka berkata: “Siapa di antara kami yang tidak mendzalimi dirinya sendiri?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Kedzaliman tersebut bukanlah apa yang kalian kira. Kedhaliman di sini bermakna kesyirikan. Tidaklah kalian mendengar perkataan Luqman kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Wahai anakku, jaganlah berbuat syirik kepada Allah. Sesungguhnya kesyirikan adalah kedzaliman yang besar.” (HR. Al-Bukhori no. 3360)

 

Macam-macam kedzaliman

Kedzaliman itu bermacam-macam, di antaranya:

  1. Kedzaliman paling besar, yaitu kesyirikan.
  2. Mendzalimi dirinya sendiri, yaitu dengan tidak memberikan haknya.
  3. Mendzalimi orang lain.

Jika kedzaliman ini tidak ada pada seorang, maka tercapailah keimanan yang sempurna. Jika keimanan tersebut sempurna dan tidak dicampuri dengan kemaksiatan, maka keamanan yang didapat akan sempurna juga. Namun apabila keimanan tersebut tidak sempurna, maka keamanan yang didapat juga tidak sempurna. Misalnya pelaku dosa besar, dia aman dari kekekalan di dalam neraka, namun tidak aman dari azab, bahkan dia di bawah kehendak Allah.

 

Dan perkataan Allah:

وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“mereka mendapat petunjuk.”

Mereka mendapati petunjuk di dunia menuju syariat Allah Ta’ala dengan ilmu dan amal dan mendapatkan petunjuk di akhirat menuju jannah-Nya. Semoga kita semua termasuk dari orang-orang yang digolongkan dalam ayat tersebut, amin.

Sumber: Kitab al-Qoulul Mufiid ‘ala kitab at-Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah.

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.