Tawakal sebagai bentuk realisasi keimanan

Oleh Ammar Abu Ammar Takmili
Bersandar dan tawakal kepada Allah merupakan syarat dari iman kepada-Nya. Jika hilang tawakal seorang hamba, maka hilang pula keimanannya. Begitu pula, jika iman seorang hamba kuat, maka tawakal kepada Allah juga akan semakin kuat.
Lemahnya tawakal seorang kepada Allah, menunjukkan lemah pula keimanannya. Ini merupakan perkara yang pasti. Allah ta’ala dalam ayat-Nya menggabungkan antara tawakal dan ibadah, antara tawakal dan iman, antara tawakal dan dan takwa, antara tawakal dengan islam, dan antara tawakal dan hidayah. Semua ini menunjukkan pentingnya amalan tawakal.
Dalil al-Qur’an
Allah ta’ala berfirman,
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Hanya kepada Allahlah kalian bertawakal, jika kalian beriman.” (QS. Al-Maidah: 23)
Begitu pula firman Allah dalam ayat yang lainnya,
وَقَالَ مُوسَى يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
“Musa berkata: ‘Wahai kaumku, ika kalian beriman kepada Allah. Maka hanya kepada-Nyalah kalian bertawakal, jika kalian orang-orang yang berserah diri.” (QS. Yunus: 84)
Balasan bagi orang yang bertawakal
Dengan tawakkal kepada Allah, Dia akan memberikan kecukupan dari kebutuhan seorang hamba. Alllah ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Penutup
Semoga Allah menjadikan kami orang-orang yang bertawakal hanya kepada-Nya. Menjadikan kami orang-orang yang ikhlas dalam segala amal dan ibadah. Mudah-mudahan bermanfaat, wallahu ‘alam.