Terangguk-angguk menahan kantuk

 

Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga

 

Pagi hari tatkala kebanyakan manusia tidur terlelap, alhamdulillah Allah masih membangkitkan para hamba-Nya untuk beribadah hanya kepada-Nya. Di antara para hamba Allah adalah para santri yang sedang menjalani tholabul ‘ilmi di pondok pesantren. Usia mereka beragam, dari umur 13 sampai 24 tahun.

Di waktu akhir malam, mereka beribadah kepada Allah, dari membaca al-Quran, menegakkan shalat, dan berdo’a memohon ampun kepada Rabbnya. Meski terkadang rasa kantuk mengalahkan mereka, namun mereka tidak memanjakkan badan-badan mereka. Sesekali kami melihat kepala mereka terangguk-angguk karena menahan rasa kantuk, namun tatkala mereka telah bangun, mereka melanjutkan kembali ibadahnya.

 

Amalan santri di masa pandemi

Ibadah di sepertiga malam tak dilupakan oleh para santri, meski berat dan banyak manusia melalaikannya. Kami para santri yang dewasapun merasa malu, tatkala kami kalah dalam perlombaan yang mulia ini dengan adik-adik kami. Perlombaan yang jaminannya adalah surga. Sebagaimana yang telah dketahui tentang keutamaan ini, Allah Ta’ala berfirman:

  كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dahulu (mereka ketika di dunia) sedikit sekali tidur di waktu malam. Di waktu sahur, mereka meminta ampun (kepada Rabbnya).” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)

Kami mendapati para santri memiliki tekad yang kuat untuk jalan yang mulia ini. Jalan para Nabi dan orang-orang mulia yang akan dimudahkan jalannya menuju surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, pasti Allah akan mudahkan jalannya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena ridho kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya penuntut ilmu akan diminta ampunan oleh penduduk bumi dan langit, sampai ikan-ikan di air. Sesungguhnya keutamaan orang berilmu dibandingkan ahli ibadah, sebagaimana keutamaan bulan dbandingkan seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewarisi dinar dan dirham, hanyalah mereka mewarisi ilmu. Barang siapa yang mengambil ilu, maka dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Sunan Ibnu Majah no. 223)

 

Penutup

Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kami, orang tua, asatidzah, salafiyyin, dan kaum muslimin dari berbagai fitnah yang tampak atau tersembunyi. Semoga Allah memberi keistiqomahan sampai akhir hayat kami, amin.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.