Abu Salamah radhiallahu ‘anhu, Tokoh yang Patut Dicontoh
Oleh Abdurrazzaq Sa’id dan Ibrahim Cilacap, 2A Takmili
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Salah seorang sahabat Nabi yang hendak kita tampilkan pada kesempatan kali ini adalah seorang yang memiliki kedekatan dengan Rasul sekaligus di antara sahabat yang pertama kali memeluk agama Islam. Siapakah beliau? Simaklah kisahnya!
Nama dan Nasab
Beliau bernama Abu Salamah bin Abdil Asad bin Hilal bin Abdillah bin Umar bin Makhzum bin Yaqazhah bin Murrah bin Ka’ab.
Salah seorang tokoh besar, saudara sepersusuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus sepupu beliau, Abu Salamah adalah putra bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Barrah binti Abdil Muththalib.
Hijrah ke Habasyah
Tatkala siksaan yang ditimpakan oleh kaum musyrikin Quraisy terhadap orang-orang yang memeluk agama Islam semakin dahsyat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah.
Abu Salamah radhiallahu ‘anhu berserta keluarganya pun memenuhi perinatah Nabi tersebut. Berangkat lah beliau bersama istrinya yang bernama Ummu Salamah. Beliau dan keluarganya tinggal di Habasyah hingga terdengar desas desus keislaman kaum Quraisy pada saat turun surat An-Najm.
Tatkala berita tersebut sampai ke telinga Abu Salamah, maka beliau pun kembali dari Habasyah bersama Utsman bin Mazh’un radhiallahu ‘anhu di bawah perlindungan Abu Tahlib. Namun sebagaimana yang kita tahu, bahwa berita tentang keislaman Quraisy di masa tersebut adalah berita yang tidak benar.
Hijrah ke Madinah
Di saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah. Abu Salamah dan keluarganya pun termasuk sahabat yang memenuhi perintah tersebut dengan keimanan. Berangkatlah beliau bersama istri dan anak-anaknya menuju Madinah.
Sebelum itu, beliau telah dikaruniai beberapa anak dari istrinya, Ummu Salamah, saat berada di Habasyah, di antara putra-putri beliau adalah Salamah, Umar, Zainab, dan Durrah. Kelak mereka juga menjadi sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Gugurnya Usai Pertempuran Uhud
Kisah ini menggambarkan kepada kita tentang keberanian sekaligus semangat beliau dalam membela Islam. Beliau termasuk sahabat yang gugur dalam tahun-tahun pertama hijriah. Antara tahun tiga atau empat.
Saat perang perang Uhud berkobar, Abu Salamah menempati tempat tinggi milik Bani Umayyah bin Zaid. Beliau berjuang dengan gigih melawan barisan musuh hingga mendapat luka yang banyak pada peristiwa tersebut. Butuh waktu sebulan kurang lebih beliau mengobati lukanya.
Tatkala memasuki bulan Muharram, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Abu Salamah. Beliau mengirimnya beserta sebuah pasukan yang berjumlah 150 sahabat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan, “Berangkatlah bersama pasukan sariyyah ini!”
Beliau pun menyerahkan bendera perang kepadanya sembari mengomando, “Berjalanlah sampai kamu mendatangi Bani Asad, lalu serbulah mereka!”
Abu Salamah bersama pasukannya yang berjumlah 150 orang itu pun berjalan sampai ke tempat mata air musuh. Pasukan Abu salamah menyerang secara tiba-tiba pasukan musuh hingga beliau pun memenangkan pertempuran tersebut. Beliau kembali membawa harta rampasan perang. Setelah itu beliau kembali ke Madinah setelah kurang lebih sepuluh malam.
Tatkala Abu Salamah tiba di Madinah, lukanya yang ia dapat pada perang Uhud kambuh, beliau meninggal pada bulan Jumadal Akhirah tahun keempat hijriah. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau meninggal pada tahun ketiga hijirah.
Kisah Ummu Salamah Sepeninggal Suaminya
Umar bin Abi Salamah menceritakan sebuah kisah yang dialami ibunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِذَا أَصَابَتْ أَحَدَكُمْ مُصِيْبَةٌ، فَلْيَقُلْ: إِنَّا لِلِّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اللَّهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيْبَتِي، فَأْجُرْنِي فِيْهَا، وَأَبْدِلْنِي خَيْراً مِنْهَا
“Apabila salah seorang di antara kalian tertimpa musibah, maka hendaknya ia berdoa, ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami dikembalikan. Ya Allah, hanya di sisi-Mu lah aku mengharapkan pahala dari musibahku, maka berilah pahala untukku atasnya dan gantilah aku dengan yang lebih baik darinya.’”
Tatkala Abu Salamah meninggal, aku pun berdoa dengan doa tersebut, namun ketika aku akan mengucapkan, “Gantilah aku dengan yang lebih baik darinya.” Aku bergumam, “Siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah?” Maka aku terus tidak mau mengatakannya hingga akhirnya aku pun mau mengucapkannya.
Tatkala usai masa iddahku, Abu Bakr dan Umar melamarku, namun aku tolak mereka. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengirimkan utusan untukku agar beliau melamarnya, maka aku pun sambut dengan bahagia, “Selamat datang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan utusan Rasulullah.”
Tak lama setelah itu, beliau pun menikahi Ummu Salamah radhiallahu ‘anha. Dan terbuktilah doa beliau bahwa Allah akan gantikan dengan yang lebih baik.
Penutup
Itulah sekelumit biografi salah seorang sahabat yang mulia, salah seorang yang pertama masuk ke dalam agama Islam dan yang sangat bersemangat memenuhi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sekalipun harus mengorbankan harta dan raganya. Semoga Allah mengumpulkan kita semua bersama para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga-Nya kelak. Wallahu a’lam.