Tips Hidup Bahagia (Seri-3)

Oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah
Zikrullah
Di antara faktor lainnya yang dapat melapangkan dan menentramkan dada adalah memperbanyak zikir kepada Allah. Karena di dalam zikir kepada Allah terdapat pengaruh menakjubkan dalam melapangkan, menentramkan, menghilangkan keresahan, dan kegundahan pada dada. Allahl mengatakan di dalam ayat-Nya,
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah itu hati akan tenang.” (QS. ar-Ra’d: 28)
Maka di dalam zikir kepada Allah terdapat pengaruh yang sangat besar dalam menggapai tujuan ini secara khusus. Dan zikir juga mengandung rasa harap akan pahala pada seorang hamba kepada Allah.
Bersyukur terhadap Nikmat
Cara lain untuk meraih kebahagiaan adalah membicarakan nikmat Allah, entah itu yang nampak ataupun yang tersembunyi. Mengakui akan kenikmatan-Nya dan memperbincangkannya akan menjadi sebab Allah mengangkat kesedihan dan kegundahan. Bahkan akan membuatnya bersyukur. Syukur yang merupakan derajat tertinggi, meskipun seseorang dalam keadaan fakir, sakit, ataupun selainnya dari berbagai jenis musibah. Apabila seseorang membandingkan berbagai nikmat Allah yang sangat banyak dengan musibah yang menimpanya, sungguh musibah yang menimpanya tidak sebanding dengan nikmat-nikmat tersbut.
Bahkan sesuatu yang tidak disukai atau musibah yang menimpa, apabila Allah timpakan kepadanya, namun ia menjalani kewajiban sabar, rida, dan sikap menerima, niscaya akan menjadi ringanlah perasaan dan bebannya.
Dia menjalani itu semua dengan sikap mengharap kepada Allah pahala dan ganjarannya, beribadah kepada Allah dengan menyertakan sabar dan rida, akan berubahlah sesuatu yang pahit menjadi manis. Manisnya pahala akan membuatnya lupa terhadap pahitnya kesabaran.
Melihat orang yang di bawah dalam urusan dunia
Dan cara yang paling manjur dalam hal ini adalah mengamalkan apa yang diajarkan oleh baginda Nabi dalam sebuah hadis sahih. Beliau berpesan,
«انْظرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُروا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ؛ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَروا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ»
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu akan lebih pantas untuk kalian tidak mengingkari nikmat Allah atas kalian.” (HR. Muslim)
Jika seorang hamba menjadikan hal ini berada di pelupuk matanya, niscaya ia akan mengetahui bahwa dirinya berada di atas banyak makhluk Allah dari segi kesehatan dan yang bersamanya, demikian juga dari segi rizki dan yang membarenginya, yaitu setiap kali ia berada pada kondisi ini.
Dengan cara di atas seseorang dapat menghilangkan kegelisahan, kesedihan, dan kegundahan yang menimpanya dan akan tergantikan dengan bertambahnya kebahgiaan dan kegembiraan, yaitu nikmat Allah yang diberikan kepadanya lebih daripada yang diberikan kepada orang lain.
Semakin sering seseorang memperhatikan nikmat Allah yang zahir dan yang batin, dari segi dunia maupun akherat, maka dia akan semakin tahu bahwa Rabbnya telah memberikannya banyak kebaikan, telah menghilangkan darinya berbagai kejelekan. Dan pasti hal ini akan dapat melenyapkan kesedihan serta kegundahannya. Lebih dari itu, akan muncul juga kebahagiaan dan kesenangan dalam dirinya.