Amalan Besar di Pagi Hari

Oleh Abu Yusuf Fakhri Bakhtiar Cirebon 6 Takhasus

 

Kriing…kring…

Bel berbunyi menandakan waktu pukul 03.00 dini hari. Saatnya para santri ma’had Minhajul Atsar untuk bangun. Setelah cukup beristirahat dari kegiatan kemarin yang melelahkan baik belajar, memuroja’ah (mengulang-ulang pelajaran), ta’awun, dan kegiatan lainnya para santri pun bangun untuk melanjutkan aktivitas mereka. Ya aktivitas yang mulia yaitu menuntut ilmu.

Terlihat satu demi satu para santri keluar dari kamar mereka untuk melakukan amalan yang mulia, yaitu menghadap Allah rabb semesta alam di sepertiga malam terakhir. Dengan harapan mendapatkan keutamaan besar yang Allah subhanahu wa ta’ala sediakan. Yang mana semua hamba Allah menginginkan untuk mendapatkan keutamaan itu.

Termasuk suatu kenikmatan yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada seorang hamba Allah, yaitu Allah masih berikan kesempatan kepadanya untuk menuntut ilmu di tempat ini. Di samping kegiatan belajar pelajaran seperti aqidah, fiqih, manhaj. Di sini pula ia belajar ilmu tarbiyah, belajar bagaimana cara membimbing adik-adik kelas di jenjang Tahfizh. Tentu banyak kesan yang ia dapat di sini baik kesan ketika belajar atau kesan dalam tarbiyah.

Salah satu kesannya adalah ketika membangunkan tidur mereka. Yang mana jika dilihat sekilas amalan ini cukup berat, karena harus bermujahadah menahan rasa kantuk ditambah harus membangunkan mereka dengan berbagai wataknya. Dari yang bisa dibangunkan dengan suara yang lirih sampai yang harus dibangunkan dengan suara keras, dari yang cukup dipanggil nama sampai ada yang harus ditarik agar bangun.

Namun semoga amalan kita membangunkan saudara kita termasuk dalam hadits Abu Mas’ud Uqbah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلهُ مثلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Barang siapa yang menunjukan kebaikan (kepada saudaranya), maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang melakukannya”. [HR. Muslim no. 1893]

Sungguh besar pahala yang akan didapatkan seorang yang menunjukan kebaikan kepada saudaranya. Baik kebaikan dalam bentuk ilmu, ibadah, mu’amalah, akhlaq yang mulia, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Di antara amalan kebaikan adalah membangunkan saudara kita yang tidur untuk beribadah.

Karena dengan kita membangunkan saudara kita, dia akan mendapatkan kesempatan beribadah di waktu yang mulia, yang mana ketika itu Allah azza wa jalla turun ke langit dunia. Sebagaimana dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Allah turun setiap malam ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berkata ‘barangsiapa yang berdo’a kepadaku, maka Aku akan kabulkan. Barang siapa yang meminta kepadaku, Aku akan beri. Barang siapa yang meminta ampun, maka akan aku ampuni”.[HR. Al Bukhari no. 1145]

Maka betapa besar keutamaan bangun di sepertiga malam terakhir. Saat itulah kesempatan besar do’a seorang akan dikabulkan, permintaan akan diberi, dan dosa akan diampuni. Selain itu di waktu ini ada suatu amalan yang besar pula yaitu shalat malam. Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya shalat apa yang paling utama setelah shalat fardhu? Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ

Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”[HR. Muslim no. 1163]

Di antara keutamaan shalat malam sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Umamah al Bahili radhiyallahu ‘anhu yang dihasankan syaikh al Albani rahimahullah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمُكَفِّرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ

Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena itu merupakan kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah, dapat menghapus dosa, dan mencegah dari berbuat maksiat.”[Mustadrak al Hakim no. 1156]

Maka dengan keutamaan yang disebutkan di atas marilah kita untuk bersemangat dalam menjalankan amalan shalat malam. Dan tak lupa untuk kita mengajak saudara-saudara kita agar dapat mengamalkannya pula. Sebab barangsiapa yang mengajak saudaranya pada kebaikan, dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya.

Wa allahu’alam

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.