Ar-Rahman dan Ar-Rahim; Dua Nama Allah Yang Mulia
Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga 4B Takhasus
Di antara asmaul husna adalah ar-Rahman dan ar-Rahim yang mengandung sifat merahmati (kasih sayang). Dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah menunjukkan bahwa Allah memiliki nama ar-Rahman dan ar-Rahim sangatlah banyak, di antaranya:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (al-Fatihah: 1)
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)
“Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (al-Fatihah: 3)
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Allah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (Yusuf: 92)
كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ
“Allah menetapkan sifat rahmat pada diri-Nya.” (al-An’am: 12)
Dalam hadits disebutkan:
لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
“Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anaknya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي
“Tatkala Allah menciptakan makhluk, Allah Ta’ala telah menulis sebuah tulisan di sisi-Nya, di atas Arsy-Nya ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku’.” (HR. Muslim no. 2751)
Syaikh Muhammad Khalil al-Harras berkata, “Kedua nama tersebut adalah nama yang mulia dari nama-nama Allah. Kedua nama ini menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat kasih sayang yang merupakan sifat hakiki bagi Allah dan sesuai dengan kebesaran-Nya.” (Syarh al-Aqidah al-Wasitiyah hal. 57 cet. Dar Umar bin al-Khattab)
Perbedaan antara nama ar-Rahman dan ar-Rahim
Al-‘Arzami rahimahullah berkata: “Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) kepada seluruh makhluk, sedangkan ar-Rahim (Yang Maha Penyayang) kepada kaum mukminin.” (Tafsir Ibnu Jarir)
Ibnul Qayyim rahimahullah[1] berpendapat bahwa ar-Rahman menunjukkan sifat kasih sayang pada dzat Allah, sedangkan ar-Rahim menunjukkan sifat kasih sayang-Nya terkait dengan makhluk yang dikasihi.
Sehingga ar-Rahman menunjukkan sifat dzat bagi-Nya dari sisi disifati dengan kasih sayang. Sedangkan ar-Rahim menunjukkan sifat perbuatan-Nya, yakni memberi kasih sayang kepada makhluk dengan rahmat-Nya.
Allah Ta’ala berkata,
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Allah Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 43)
Allah Ta’ala pada ayat di atas tidak menyebutkan dengan nama ar-Rahman. Sehingga makna ar-Rahman adalah yang memiliki sifat kasih sayang dan ar-Rahim adalah perbuatan mengasihi dengan rahmat-Nya.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya,
{الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} اسْمَانِ دَالاَنِ عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى ذُو الرَّحْمَةِ الْوَاسِعَةِ الْعَظِيْمَةِ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَعَمَّتْ كُلَّ حَيٍّ
“Ar-Rahman dan ar-Rahim adalah dua nama yang menunjukkan bahwa Allah memiliki kasih sayang yang luas dan agung. Kedua nama ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk.”
وَكَتَبَهَا لِلْمُتَّقِيْنَ الْمُتَّبِعِيْنَ لِأَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ. فَهَؤُلَاءِ لَهُمُ الرَّحْمَةُ اْلمُطْلَقَةُ، وَمَنْ عَدَاهُمْ فَلَهُمْ نَصِيْبٌ مِنْهَا.
“Allah menetapkan kasih sayang-Nya bagi orang-orang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Mereka mendapatkan kasih sayang yang sempurna, adapun yang selain mereka hanya mendapat bagian yang sedikit.” (Tafsir as-Sa’dy)
Syaikh Muhammad Khalil al-Harras rahimahullah berkata, “Ar-Rahman adalah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia, sedangkan ar-Rahim adalah yang rahmat-Nya khusus terhadap kaum mukimin di akhirat.” (Syarh al-Aqidah al-Wasitiyah hal. 57 cet. Dar Umar bin al-Khattab)
Buah mengimani nama ar-Rahman dan ar-Rahim
- Mengimani kedua nama tersebut akan menambah rasa syukur kita kepada Allah. Karena berbagai nikmat semata-mata buah dari kasih sayang-Nya.
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
“Apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah (datangnya). Apabila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya kamu meminta pertolongan.” (an-Nahl: 53)
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an-Nahl: 18)
- Mengharuskan kita untuk berserah diri kepada-Nya serta membalasnya dengan ketaatan, bukan dengan kemaksiatan dan kerusakan.
كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
“Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (an-Nahl: 81)
Kesimpulan
Allah Ta’ala telah menciptakan makhluk dan mengutus para rasul kepada mereka karena rahmat-Nya. Allah Ta’ala memerintah dan melarang serta menetapkan syariat untuk mereka karena rahmat-Nya.
Oleh karena itu, urusan kita tidak akan menjadi baik dan mudah, begitu pula tujuan dan berbagai tuntutan tidak akan terwujud melainkan karena rahmat-Nya. Bahkan, kasih sayang-Nya melebihi semua itu, lebih agung, dan lebih tinggi.
Apalagi bagi orang-orang bertakwa, mereka akan mendapatkan bagian terbesar dan kebaikan terbanyak dari rahmat-Nya.
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-A’raf: 56)
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kami termasuk hamba-Nya yang bertakwa dan bersabar menjalankannya, sehingga mendapatkan kasih dari-Nya. Amin
[1] Al-Bada’i 24/1