Bahaya Tak Terukur, Kalau Kaum Muda Menganggur
Oleh Mushab Klaten, Takhasus
Kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (wafat tahun 751 H):
“Kalau jiwamu tidak Engkau sibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat, maka ia akan condong pada perkara yang sia-sia.”
Bagi seorang hamba, waktu luang adalah salah satu nikmat besar dari Allah Taala yang harus disyukuri. Namun di sisi lain ia juga termasuk ujian dari Allah yang berat bagi hamba-hamba-Nya. Waktu luang, seorang hamba bisa saja memanfaatkannya dengan baik untuk beramal saleh dengan produktif. Namun itu bisa saja berbalik, waktu luang justru menjadi petaka dan bencana baginya.
Masa Muda dan Menganggur
Apalagi ketika waktu luang itu menghampiri kaum muda, bisa jadi akan menjadi ancaman berbahaya baginya dari berbagai sisi. Jiwa muda yang bergejolak hebat, ingin merasakan semua hal, ingin mencoba banyak hal, tenaga yang sering sisa, pasti akan mencari pelampiasan jika sedang dalam waktu luang. Bisikan-bisikan setan yang tak pernah puas mengincar korban dari kalangan kaum muda, bisa jadi akan menggiringnya untuk melakukan hal-hal yang negatif kecuali jika Allah beri taufik.
Karenanyalah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah memberi wasiat kepada kaum muda untuk menghindari waktu kosong seperti ini, beliau bahkan mengatakan:
“Menganggur adalah racun yang merusak akal, pikiran dan keluasan jasmani. Karena yang namanya jiwa harus bergerak, kalau dia sedang menganggur, otak akan bingung dan pikiran berhenti, juga anggota badan akan merasa lemas. Maka ketika itulah was-was dan pikiran-pikiran jelek akan menguasai hati. Bahkan bisa jadi muncul pikiran-pikiran yang mengajaknya kepada kehancuran akibat menganggurnya tersebut.” (Musykilatus Syabab)
Bisa saja, pikiran-pikiran aneh itu tidak pernah terbetik di hati saat kita sedang beraktivitas. Namun ketika tiba waktu kosong, tubuh dan otak kita menganggur, pikiran itu akan menyambar hati. Dan jiwa muda yang bergejolak emosi dan ambisi itu mentah-mentah menerimanya. Alasannya mungkin terdengar baik, biar ada kerjaan.
Benarkah Kita Sedang Menganggur?
Padahal kalau kita cermati, kalau kita perhatikan sekitar kita, kita akan menyimpulkan bahwa untuk sekedar mengaku berstatus tidak ada kerjaan saja, sangat tidak mungkin.
Bagaimana tidak? Berapa banyak urusan kita yang masih berantakan, betapa banyak perkerjaan yang semestinya dilakukan masih terbengkalai? Hanya saja, jiwa kita tidak tertarik untuk menjalaninya, mungkin beralasan malas, berat, atau sebagainya.
Terlebih yang berstatus thalibul ilmi dan hidup di lingkungan pondok, enteng sekali kita berkata ‘sedang menganggur.’ Padahal, sudahkah kita memurajaah pelajaran, atau merapikan catatan? Berapa banyak hadits yang belum jelas keabsahannya bagi kita? Selama ini kita hanya ikut-ikutan mengamalkannya saja?
Jika waktu kosong datang, cobalah kita pikirkan ‘PR-PR’ itu! Pasti akan sangat berat untuk menyimpulkan bahwa kita sedang menganggur.
Baca Juga: Jaga Waktu Luang dan Masa Sehatmu
Salaf dan Waktu Luang
Kalau kita menelaah sejarah para salaf dalam memanfaatkan waktu luang, sungguh betapa malunya kita. Mungkin akan terpikir oleh kita, bahwa mereka adalah orang-orang ajaib. Atau malah berpikir, orang-orang seperti itu hanya segelintir saja di dunia, dan kita tidak akan bisa mengejar mereka. Padahal titik bedanya bukan di sana. Titik beda sebenarnya ada di tekad dan semangat, di samping taufik dan pertolongan dari Allah semata.
Al-Imam an-Nawawi rahimahullah, disebutkan oleh para ahli sejarah bahwa beliau tidak pernah melewatkan malam atau siang, kecuali menyibukkan dirinya dengan ilmu.
Abdurrahman, putra seorang ulama terkemuka, Abu Hatim ar-Razi, adalah orang yang begitu semangat dan begitu perhatian dengan waktu. Di mana pun, kapan pun, di saat sedang melakukan apa pun, ia selalu bertanya tentang hadits, atau membacakan hadits kepada ayahnya. Sampai pun ketika Abu Hatim (ayahnya) masuk rumah untuk sekedar untuk mengambil barang yang tertinggal, Abdurrahman tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Abu Hatim sendiri mengaku, terinspirasi dari anaknya yang begitu semangat itu.
Berapakah umur Ibnu Hajar? Bandingkan dengan hasil karya beliau! Berapa umur adz-Dzahabi? Dan berapa ratus jilid kitab yang beliau tulis? Berapa umur Ibnul Qayyim? Syaikhul Islam Ibnu Taimiah? Sungguh malu kita untuk berkata ‘sedang tidak ada kerjaan.’
Di antara para salaf itu, ada juga yang saking tidak mau waktunya terbuang sia-sia, sampai menyuruh cucunya membacakan hadits ketika beliau masuk kamar mandi, tidak mau waktunya kosong dari ilmu dan faedah.
Berbuatlah wahai kaum muda!!! Bergeraklah!!! Berkaryalah!!! Berbuatlah sebanyak mungkin di masa muda itu!!! Jangan rela satu menit waktumu berlalu tanpa hal yang berarti.
Manfaatkan Waktu untuk Apa Pun, Asal Berfaedah
Mari manfaatkan waktu luang yang ada untuk selalu ber-thalabul ilmi, menghafal, menulis, dan belajar. Jika merasa berat, paling tidaknya gunakan waktu kita untuk hal-hal positif lainnya, apa pun bentuknya. Mulai dari menyapu dan membersihkan kamar, mengibas ranjang, merapikan susunan kitab, membantu orang lain, atau apalah, asalkan bermanfaat. Tentu hal itu jauh lebih baik ketimbang waktu kita habis dalam obrolan yang tak berbobot. Bukannya menabung pahala, malah menumpuk dosa.
Intinya, berbuatlah wahai kaum muda! Jangan biarkan waktu kita habis dalam kekosongan, tanpa melakukan hal yang berarti. Jangan biarkan setan memanfaatkan jiwa kita yang sedang menganggur.
Masa muda, gunakan untuk belajar banyak hal. Ambillah pelajaran sebanyak-banyaknya. Pelajarilah segala yang berkaitan dengan kehidupan ini. Masih tersisa perjalanan panjang yang melelahkan, hari-hari ke depan, bisa jadi lebih berat ujiannya yang harus kita hadapi. Maka bersiaplah, jangan lengah, latih diri mulai sekarang.
Berkata Habibah bintu Sirin:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَاب اعْمَلُوْا فَإِنِّيْ رَأَيْتُ العَمَلَ فِيْ الشَّبَابِ
“Wahai kaum muda, berbuatlah! Aku melihat masa muda adalah masa yang produktif.” (Shifatus-Shofwah 1/215)
أَلا لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَوْمًا
“Aduhai kiranya masa muda itu kembali walau hanya sehari saja.”
Artikel Kami: Inilah Harga Sebuah Waktu
Semoga Allah menjaga kita semua di dunia dan di akhirat.. aamiin..