Belajar Sabar Menghadapi Gangguan Orang Lain (bag. 3)

Ketujuh, Mengetahui bahwa jika dirinya sibuk dengan upaya membalas dendam, maka waktunya akan banyak terbuang sia-sia, hatinya pun tidak tenang karena pikiran dan konsentrasinya terpecah, hilang darinya kesempatan untuk memperoleh berbagai kebaikan yang bisa jadi kebaikan tersebut tidak akan ia dapatkan lagi. Bisa jadi ini adalah musibah terbesar yang ia rasakan. Namun jika ia mau memaafkan dan memberikan toleransi, maka hati dan badannya akan lebih terkonsentrasi untuk mendapatkan kebaikan yang tentu ini lebih penting daripada upaya membalas dendam.

Kedelapan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berupaya untuk membalas dendam dan membela dirinya, padahal beliau adalah sebaik-baik dan semulia-mulia makhluk Allah, gangguan terhadap beliau berarti gangguan pula terhadap Allah. Jiwa dan diri beliau adalah jiwa yang paling bersih dan paling baik, paling jauh dari perangai buruk, paling layak untuk dikatakan sebagai jiwa yang berakhlak mulia. Walaupun demikian beliau tidak pernah beruasaha membalas dendam dan membela dirinya, maka bagaimana bisa salah seorang di antara kita berupaya untuk balas dendam dan membela diri kita yang tentu lebih tahu apa yang ada dalam diri kita masing-masing berupa sekian kejelekan dan kekurangan (aib). Seorang yang mengerti akan merasa bahwa jiwanya tidak layak (karena banyaknya aib, kekurangan, dan kejelekan tersebut) untuk dibela yang dengan itu mendorongnya untuk membalas dendam.

Bersambung Insya Allah.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.