Pemuda dambaan orang tua

 

Oleh Nasyim Faishal Thalib 4B Takhasus

 

Berputarnya waktu sebanding dengan roda kehidupan anak manusia. Manusia lahir, menjadi anak, beranjak dewasa, kemudian menjadi tua lalu hilang berganti generasi setelahnya. Peran orang tua dalam mendidik dan mentransfer segala pernik kehidupan kepada generasi penerus menjadi perkara yang penting, di antara pendidikan yang terpenting adalah mendidik mereka untuk mencintai dan memakmurkan masjid, sebagai rumah Allah.

 

Misi pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Perlu diketahui bahwa di antara misi pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau datang ke negeri Madinah sebagai seorang yang berhijrah adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah kaum muslimin. Minimalnya lima kali sehari mereka berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat wajib. Bisa dibayangkan kedekatan dan keakraban mereka kepada rumah Allah ini, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepadanya dan hari akhir serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah. Merekalah yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)

Betapa seringnya kita saksikan lenggangnya masjid dari para pemuda dan anak-anak, ini merupakan fenomena dan kenyataan menyedihkan. Menggambarkan bahwa masjid-masjid telah banyak kehilangan generasi penerus yang menjadi pemakmurnya, sebuah kenyataan yang membahayakan masa depan generasi muda kaum muslimin.

Tentu kita tidak ingin menjadi generasi yang Allah sebutkan dalam firman-Nya,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Maka datanglah sesudah mereka; generasi pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat.” (QS. Maryam: 59)

 

Menjadi tauladan dalam kesalehan

Mendidik tidak sekedar dengan kata-kata, sebab mereka yang dididik tetap akan menilai dari sisi praktek dan amalan para pendidiknya. Akan susah didapatkan kesuksesan dalam mendidik tanpa disertai tauladan yang bisa dicontoh.

Oleh karenanya, para ayah dituntut untuk menjadi orang pertama yang mencontohkan kepada anaknya untuk rajin mendatangi masjid. Menunaikan shalat berjamaah, menghadiri majelis taklim, dan yang sebagainya. Sehingga dengan praktek nyata dari orang tua, diharapkan akan muncul generasi muda yang menjadi penerus kaum muslimin dalam kebaikan.

 

Doa

Mudah-mudahan Allah senantiasa menolong kaum muslimin dan memuliakannya. Menjadikan kaum muslimin cinta terhadap rumah-Nya dalam bentuk menunaikan shalat 5 waktu dengan baik dan amalan shaleh lainnya. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. Bunyamien L berkata:

    Masya Allah, nasehat berharga, semoga apa yang ditulis menjadi pencerahan untuk bangsa negara..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.