Bersyukur masih bisa di sini

Oleh Muhammad Syahrir Banyuwangi Tahfizh Judud
Alhamdulillah, pada hari Rabu, 13 Januari 2021 pukul 17:59 sore, ana mulai goreskan tinta ini di masjid pondok untuk mengisahkan pengalaman-pengalamanku yang -insyaAllah- semoga menginspirasi antum semua.
Ana mulai kisahku pada hari Kamis, 31 Desember 2020 sekitar jam 09:45 setelah menyelesaikan ujian. Kami saat itu berbincang-bincang tentang liburan, ada yang merencanakan untuk pulang, dan ada juga yang tetap di pondok. Mereka semua merencakan liburan.
Ketika itu, Ana berbincang-bincang dengan teman seperjuangan. Sebut saja Hasbi, dia sekaligus teman satu kota denganku, dia ngobrol panjang denganku. Sampai akhirnya dia menuturkan, “Rir ana nanti malam mau pulang!!!!” Dia menanyaiku, “Ente gak pulang?” Seketika itu, ana bingung apakah pulang atau tetap di pondok.
Ana terus berfikir, berfikir, dan berfikir. Hingga akhirnya, ana dapatkan keputusan dari nasehat sebuah hadits. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya engkau tidaklah meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti Allah akan memberikan gantinya dengan yang lebih baik untukmu.” (HR. Ahmad 38/170)
Dan akhirnya keputusanku adalah tetap berada di pondok. Tapi ana memiliki masalah yang kedua, yaitu masalah kedua orang tua yang ingin menjemputku. Sebelumnya ana telah menelpon kedua orang tuaku, dan beliau berkata, “Nak, liburan kali ini pulang ya.”
Terus menerus ucapan itu terngiang di kepalaku dan akhirnya, hari jum’at 1 Januari 2021. Ana menelpon abi dan ummiku. Awalnya Ana ragu untuk menelpon mereka, tapi kuberanikan diri untuk memencet tombol hp jadul itu. “Assalamu ‘alaikum.” Orang tuaku menjawab, “Wa’alaikumus salam.” dan seterusnya.
Hingga di akhir detik penelponan, “Nak kamu di situ saja ya!”
Seketika itu keadaanku yang awalnya kebingungan dan resah menjadi senang dan ceria. Ana tidak tahu apa jadinya ketika ana di luar sana, bisa jadi hafalan goncang, atau bahkan hilang, ketinggalan pelajaran, atau bisa jadi yang lain -nasalullah wa salamah-.
Akhirnya liburanpun tiba, berbagai kegiatan diselenggarakan. Seru, lucu, dan lainnya bercampur aduk. Lomba-lomba di liburan kali ini tidak diselenggarakan perangkatan. Namun lomba-lomba liburan kali ini, diselenggarakan perkelompok yang melibatkan kakak kelas.
Yang sebelumnya ukhuwah kami dengan kakak kelas itu kurang baik, biidznillah ketika kami bekerja sama, musyawarah, dan lain-lain, ukhuwah kami membaik -walhamdulillah-.
Terkadang teman-teman kami yang sudah pulang menelpon, “Di rumah tidak bisa kemana-mana, lumayan bosan!!! Seru tidak di pondok? Ana rindu sama keadaan di sana.” Mereka menuturkan isi hatinya. Di lihat-lihat sepertinya mereka ingin kembali ke pondok, tapi mereka masih mengantri karantina.
Alhamdulillah rencanaku untuk pulang aku urungkan dan tahan terlebih dahulu. Kalau Ana pulang, nanti susah untuk balik ke pondok, Ana sangat bersyukur masih di sini.