Cerita Santri Vaksinasi Dosis-2

 

Oleh Muhammad Hafizh Batam, Takmili

 

Di sebuah gazebo, kami beberapa santri Takmili berkumpul untuk berbincang-bincang ringan. Di tengah perbincangan, seorang ustaz melintas dan menyalami kami. Setelah menjawab, salah seorang dari kami bertanya:

Ustaz, vaksin ke-2 kapan?.”

InsyaAllah tanggal 26 Agustus, kalau jadi.” Jawabnya.

Setelah mendengarnya, kami menunggu-nunggu hari yang bertepatan dengan hari Kamis itu. Namun, qaddarallah vaksinasi di hari itu tidak jadi. Katanya sih “Jadinya minggu depan.

Ya, itulah namanya takdir, manusia hanya bisa berencana.

 

Seminggu berlalu, sampai tiba tanggal 2 September hari yang sama. Kami kembali menunggu kabar vaksinasi yang katanya akan dilaksanakan pada hari itu. Namun lagi-lagi qaddarallah, manusia hanya bisa berencana, kabar vaksinasi dosis ke-2 pada tanggal 2 September ini juga batal. Padahal kami santri yang tinggal di ma’had dua, sudah tidak sabar menanti vaksinasi ke-2 itu.

Esoknya, hari Jumat berlalu. Mentari hari Sabtu menampakkan sinarnya, bertepatan dengan tanggal 4 September 2021. KBM berjalan sebagaimana biasanya, dalam keadaan kami masih terus menanti-nanti “Kapan saatnya mendapat vaksin ke-2?.”

 

Hari Ahad, H-1 Vaksinasi Ke-2

Sampai hari itu kami belum mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya matahari kembali membenamkan dirinya. Malam tiba dan terus bergulir hingga ayam jantan pun berkokok, membuka pagi yang cerah.

Hari Sabtu telah berganti Ahad. Pada hari ini, kami para santri menjalankan rutinitas kerja bakti mingguan. Selepas bekerja, aku pergi ke kantin untuk memenuhi hajat perut.

 

Seusai belanja, aku hendak kembali ke asrama. Tiba-tiba salah seorang ustadz memanggil.

Antum sibuk apa enggak pagi ini?”

Enggak, ustaz.”

“Emangnya kenapa, ustaz?” Aku balik bertanya.

“Kalau enggak repot, antum bisa bantuin teman antum nih. Tapi, ambil pena dulu.”

“Na’am, Ustaz.” Jawabku.

Aku menoleh ke ruangan di sampingku, ternyata di situ sudah ada 2 orang yang sedang duduk. Aku segera bergegas mengambil pena untuk kemudian duduk di ruangan tersebut. Ternyata aku disuruh mengisi formulir vaksinasi yang akan diadakan besok.

Lokasi Vaksinasi

Setelah selesai, aku bergegas kembali ke asrama untuk persiapan mandi. Kemudian beranjak menuju pembaringan karena badan ini sangat lelah. Juga para santri memang dihasung untuk banyak beristirahat, agar tubuh siap menerima vaksin.

Setelah vaksin disarankan untuk tidak makan pedas.” Ketua tim kesehatan santri Mahad dua memberikan tambahan informasi hasungan lainnya.

 

Hari yang Dinantikan Pun Tiba

Matahari kembali memunculkan sinarnya. Bertepatan dengan hari Senin tanggal 6 September 2021. Hari ini pelajaran libur. Aku segera bersiap untuk sarapan pagi.

Tatkala sebagian santri sedang berbelanja di maqshaf, tiba-tiba melintaslah salah seorang ustaz sambil mengumumkan:

InsyaAllah, santri Takmili mendapat giliran vaksinasi setelah thullab tahfizh. Yaitu sekitar jam 09:00, semuanya persiapan ya!!.”

“Wooo…” Para santri yang mendengarkannya terkejut bahagia.

Menunggu Giliran Vaksinasi

Setelah makan pagi, kami para santri Takmili menunggu giliran vaksinasi. Menit berganti menit, jam terus berputar, kami terus menanti waktu yang ditentukan. Hingga tak terasa azan zuhur berkumandang, tapi kami masih belum juga dipanggil menuju lokasi vaksinasi.

Salat zuhur kami laksanakan secara berjemaah. Berikutnya, ketika makan siang telah dihidangkan, langsung saja tanpa menunggu waktu lama, kami yang lelah dan kelaparan menunggu giliran vaksinasi menyantapnya sampai habis.

 

Ternyata sebab molornya giliran vaksinasi kami adalah karena masih ada 30 santri tahfiz yang belum mendapat suntikan vaksin. Terpaksa kami terus menunggu, hingga jarum jam dinding menunjukkan pukul 14:30 WIB.

 

Berangkat Menuju Lokasi Vaksinasi

Akhirnya yang dinantikan itu datang juga, saatnya kami melakukan vaksinasi. Kelas satu Takmili didahulukan. Mereka segera bergegas menuju lokasi vaksinasi.

Kami kira, kami juga dijemput dengan mobil seperti teman-teman lainnya yang tinggal di ma’had satu. Ternyata tidak, terpaksa kami harus berjalan. Walaupun jarak ke lokasi hanya dekat, namun di siang hari seperti ini, ketika sinar matahari sedang terik-teriknya, masa kami harus jalan berpanas-panas, hehehe.

Sesampainya di sana, terlihat beberapa santri Tahfizh yang belum disuntik. Setelah menunggu sejenak, hingga semua thullab Tahfizh selesai divaksin, giliran thullab takmili yang mendapat suntikan. Mulai dari urutan absen yang pertama sampai akhirnya datang juga giliranku.

Skrining Cek Suhu Sebelum Vaksinasi

Setelah selesai disuntik, aku melihat beberapa temanku yang belum bisa mendapat vaksin karena suhu badan tinggi. Batas maksimalnya adalah 37.0 derajat celcius. Banyak yang lolos, namun ada pula yang harus duduk kembali menunggu suhunya turun.

Berkali-kali ustaz yang bertugas mengecek suhu badan mereka. Sebagiannya lolos setelah pengecekan yang kesekian kalinya, namun banyak juga yang suhu tubuhnya tak kunjung turun. Hingga tak terasa azan asar pun berkumandang. Akhirnya, diputuskan bahwa yang masih belum bisa mendapat vaksin hari ini, akan divaksin besok. Jumlah mereka ada 5 orang, tambahkan satu santri Tahfizh yang juga belum mendapat vaksin, karena katanya ia mengalami sakit kepala dan suhunya tinggi.

Teman-temannya sudah pada pulang ke ma’had satu setelah disuntik, menyisakan ia sebatang kara tanpa memiliki teman. Kasihan melihatnya, namun akhirnya karena suhu tubuhnya masih tinggi, ia akan divaksin besok. Beberapa thullab Takmili juga ada yang belum mendapat vaksin karena memang waktu yang terbatas.

 

Ketika Kami Merindukan KBM

Selasa keesokan harinya, KBM masih tetap libur karenakan sebagian thullab masih ada yang belum mendapat vaksin. Bagi yang sudah, dianjurkan untuk memperbanyak istirahat.

Setelah kami semua mendapat vaksin, lega rasanya. Tidak ada lagi yang bertanya-tanya tentang vaksinasi.

 

Hari Rabu tanggal 8 September, KBM juga masih libur. Santri yang baru mendapat vaksin di hari Selasa masih butuh banyak istirahat. Rasa bosan dan jenuh mulai menghinggapi, karena sudah beberapa hari ini tidak ada pelajaran. Tidak tahu apa yang harus dikerjakan, tapi kami berharap agar KBM kembali berjalan seperti biasanya.

Hingga akhirnya tiba hari Kamis, azan pertama memecah keheningan malam, membangunkan bani Adam yang masih terlelap dalam tidurnya, agar mereka mengingat Sang Khaliq Rabbul Alamin. Di saat itulah, Rabbul Alamin turun ke langit dunia. Dia menantikan hamba-hamba-Nya yang berdoa, meminta, dan beristighfar kepada-Nya Azza wa jalla. Inilah waktu yang mustajab, waktu yang tepat untuk meminta kebutuhan dan ampunan.

Ketika mata ini belum sepenuhnya terbuka, tiba-tiba pandangan tertuju pada sebuah papan tulis yang tertulis padanya:

“Tolong bangunin ana, ana insyaAllah tetap semangat walau di hari terjepit.”

Kata-kata ini membuat tertegun orang yang membacanya, seolah rasa kantuk ini hilang seketika. Kata inilah yang membuat kami terasa seperti mendapat energi lebih, merasa lebih semangat di hari itu.

 

Ya, pada hari itu kami merasa sangat bersemangat. Kata-kata di papan tulis mengisyaratkan bahwa di hari itu KBM akan kembali berjalan. Hari terjepit maksudnya, hari aktif KBM yang hari sebelum dan sesudahnya libur. Hari sebelumnya libur pasca vaksinasi, esoknya libur mingguan di hari Jumat.

Setelah libur selama beberapa hari, akhirnya rasa rindu pelajaran kini telah terobati, hari-hari kembali berjalan sebagaimana biasanya, Alhamdulillah.

 

Pergi Ke Ma’had Satu

Hari Jumat keesokan harinya, kelas satu Takmili mendapat giliran liburan di Ma’had satu. Ya, setiap minggu kami bergiliran per kelas untuk liburan di ma’had satu dengan tujuan agar tidak bosan dan jenuh. Kesempatan di Ma’had satu, biasanya kami gunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan olahrga, bertemu saudari, belanja kebutuhan di maqshaf, dan lain sebagainya.

Alhamdulillah, rasa jenuh dan bosan terobati dengan adanya kegiatan ini. Sehingga pada hari Sabtunya, aku dan teman-teman kembali semangat menuntut ilmu.

 

Tetap Patuh Prokes, Meski Telah Vaksinasi

Meskipun telah melakukan vaksinasi, kami tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Sebagaimana hal ini telah ditegaskan oleh Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo hafizhahullahu ta’ala. beliau berkata:

“Vaksin bukanlah penyebab utama hilangnya wabah ini, maka walaupun telah di vaksin tetap harus menjalankan berbagai protokol kesehatan.” Kurang lebih seperti itulah ucapan beliau.

Kalau kita melihat di negara-negara lain (seperti di India), karena masyarakatnya lalai dan abai dari prokes, akhirnya yang terjadi adalah semakin melonjaknya kasus Covid di negara tersebut.

Maka dari itu, mari kita mengambil pelajaran dengan tetap melaksanakan prokes, jangan sampai kendor. Kita harus menaati pemerintah di setiap keadaan.

 

Vaksin Bukan Sebab Utama Diangkatnya Wabah

Ingat! Vaksin bukanlah sebab utama hilangnya wabah ini. Akan tetapi, sebab utamanya adalah dengan segera kembali kepada Allah. Karena, tidaklah sebuah ujian itu menimpa kita, melainkan disebabkan oleh dosa-dosa kita. Sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib:

مَا نَزَلْ بَلَاءٌ إِلَّا بِذَنْبٍ، وَلَا رُفِعَ إِلَّا بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah turun sebuah ujian atau musibah melainkan karena dosa, dan tidaklah musibah itu diangkat kecuali dengan taubat.”

Oleh karena itu, mari kita banyak bertaubat, agar wabah ini segera Allah angkat. Tidaklah malapetaka ini turun melainkan karena dosa-dosa kita.

Semoga Allah segera mengangkat wabah ini dari negeri kita dan negara-negara yang lain, amin.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.