‘Gemerlap’ Kemaksiatan, Penghancur Kenikmatan

Gemerlap kemaksiatan

 

Oleh Abu Abdillah Hidayat Al-Bughisy, Takhasus 2B

 

‘Gemerlap’ Kemaksiatan

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada seluruh makhluk-Nya berbagai nikmat yang tiada tara. Allah Taala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),” (QS. an-Nahl: 53)

Kenikmatan yang telah Allah berikan tersebut butuh penjagaan. Sebab, jika dibiarkan, kemaksiatan akan merebutnya. Acap kali manusia lalai dengan kenikmatan yang tersajikan di hadapannya. Akhirnya, nikmat itu lenyap dengan sebab ulah tangannya sendiri.

 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Musibah yang menimpa kamu maka sebabnya adalah perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syura: 30)

Inilah salah satu sebab tercabutnya sebuah nikmat. Ia hilang dan lenyap akibat dosa-dosa.

 

Tabiat tak Jadi Alasan

Memang benar, terjatuh ke dalam kesalahan adalah tabiat manusia. Sampai pun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan dalam salah satu sabdanya,

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ

“Setiap manusia pasti banyak terjatuh ke dalam kesalahan.” (HR. Ibnu Majah no.4251, disahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Namun bukan maknanya manusia itu bebas berbuat apa saja tanpa batas dan tanpa ada rasa bersalah. Justru dengan kesalahan-kesalahannya, hendaknya ia mengintrospeksi diri. Karena, setiap penyakit itu pasti ada penawarnya, sebagaimana yang termaktub dalam kitab Ad-Daa’ wa Ad-Dawa’ karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala.

 

Dari Usamah bin Syarik radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda,

إِنَّ اللهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَن عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَن جَهِلَهُ

“Sesungguhnya tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan Allah juga menurunkan obat penyembuhnya. Orang yang mengerti akan mengetahuinya, adapun orang yang jahil maka ia tidak akan mengetahuinya.” (HR. Ahmad 4/278, al-Hakim 4/197. Syaikh al-Albani menyebutkannya dalam Sahihul Jami’ hal.1809 dan ash-Shahihah 1/813 no.451)

Maka jangan kita terus-menerus dalam kemaksiatan itu. Mengakhirinya adalah jalan yang benar, karena kita telah mengetahui bahwa dosa dan maksiat akan memberikan efek negatif dan mudarat terhadap kehidupan kita di dunia, terlebih di akhirat nanti. Efeknya bermacam-macam, bisa berupa pembunuhan, penawanan, dan penghancuran negeri, itu semua adalah karena sebab dosa.


Baca Juga: Hukum Membeli Tempat-Tempat Maksiat untuk Dijadikan Masjid


 

Renungilah Apa yang Terjadi pada Umat Terdahulu

Ingat dan renungilah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu, begitu dahsyatnya hukuman mereka. Itu semua karena sebab perlakuan mereka sendiri.

Salah satunya adalah kaum Luth yang Allah azab mereka dengan mengangkat kota mereka sampai ke langit. Hingga penduduk langit mendengar lolongan anjing yang berada di kota tersebut. Kemudian Allah balikkan kota itu dan Dia hempaskan kembali ke bumi. Bagian atasnya pun menjadi bagian bawah.

 

Petiklah pelajaran berharga dari kisah-kisah terdahulu. Semoga bisa menjadi bahan introspeksi. Takutlah akan dampak jelek yang timbul dari kemaksiatan. Berdoalah kepada Allah dan mohonlah ampunan serta rahmat-Nya.

Jadikanlah doa dan istigfar sebagai rutinitas sehari-hari. Perbanyaklah melakukan dua amalan ini melebihi makan dan minum. Karena, doa adalah perisai yang melindungi seseorang dari kemaksiatan, sebagaimana sabda Abul Qasim ‘alaihis shalatu was salam,

الدُّعَاءُ سِلَاحُ المُؤْمِنِ

“Doa adalah senjata orang yang beriman.” (HR. al-Hakim 1/492, beliau berkata: sanadnya sahih.)[1]

 

Kufur Nikmat Berujung Penyesalan

Kenikmatan itu mahal, bentuknya tidak harus berupa kekayaan. Badan yang sehat juga merupakan kenikmatan. Maka, syukuri nikmat yang ada, jangan mengingkari apalagi mengufurinya dengan dosa dan maksiat. Dengan itu, Allah akan menambahinya dengan kenikmatan yang lebih banyak dan lebih agung lagi.

Menyia-nyiakan nikmat adalah hal yang merugikan. Dengannya, seorang akan terhalangi dari mendapatkan rezeki. Dalam Al-Musnad dari hadis Tsauban radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

“Sesungguhnya seseorang itu benar-benar akan terhalang dari rezekinya karena sebab dosa yang ia perbuat.” (HR. Ibnu Majah no.4022, asy-Syaikh al-Albani mendaifkannya di dalam Dhaifut Targhib wat Tarhib no. 1473)


Artikel Kami: Inilah 10 Akibat Buruk Perbuatan Maksiat 


Namun sayangnya, kebanyakan kaum muslimin di zaman ini malah menganggap remeh dosa, sekalipun dosa itu besar.

Maka sadarlah wahai anak cucu Adam! Ajal makin dekat. Yaumul hisab tidak lama lagi. Pintu tobat sebentar lagi akan tertutup. Sudahi kemaksiatan, ubah dengan ketaatan. Ketaatan itu memang berat menjalani dan mengaplikasikannya sehari-hari. Tapi bersabarlah, niscaya hasilnya akan manis.

Ketahuilah, ketaatan kepada Allah merupakan kebahagiaan yang sebenarnya. Allah Taala  berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97)

 

Semoga amal saleh yang kita kerjakan menjadi penghapus dosa-dosa kita. Dengan tak lupa untuk memperbanyak zikir dan istigfar, berdoa serta meminta hidayah dan keistikamahan kepada Allah azza wa Jalla.

اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى وَالإِسْتِقَامَةَ وَالصَّبْرَ وَالقُوَّةَ

Amiin ya Rabbal ‘alamin…

 

[1] Namun, asy-Syaikh al-Albani menyatakan hadis ini sebagai hadis yang maudhu’. Lihat adh-Dhaifah no.179 dan Dhaiful Jami’ no.3001

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.