Hari Raya Iduladha di Pondok Tercinta
Tim Reportase
Azan magrib mulai terdengar, kaum muslimin bersegera menuju takjil iftar mereka, bergegas meraih sesuatu yang bisa diasup untuk membatalkan puasa Arafahnya. Di waktu yang sama, suasana lebaran mulai menyelinap di sudut-sudut perumahan.
Hari Raya Iduladha, Momen Nan Bahagia
Momen penting yang selalu ternanti dalam hati …
Berbagai keistimewaan banyak mengiringi sebelum dan sesudah momen ini …
Keseruan, kehangatan, dan kenangan terkumpul dalam sanubari insani …
Idul Qurban sudah menanti esok hari …
Gema takbir mulai bergemuruh di pelosok-pelosok negeri …
Pemandangan hewan sembelihan pun sudah terpampang rapi …
Guna mendekatkan diri kepada sang Ilahi …
Antusias yang Tak Terbendung
Semangat. Mungkin itu kata yang tepat untuk kita sematkan kepada para santri Ma’had Minhajul Atsar. Mereka sering terlibat dalam beragam kegiatan sosial, mulai dari lingkup santri hingga kegiatan besar yang dihadiri muslim dan muslimah, Iduladha salah satunya.
Iduladha merupakan momen yang sangat berarti bagi umat Islam. Sebuah momen yang bisa mendekatkan hubungan antar hamba dengan Rabbnya, demikian pula antar sesama hamba.
Berbagai kesibukan mereka kerjakan secara berbarengan, bergotong royong agar tercapainya kenyamanan dalam peribadatan untuk Sang Pencipta. Pembagian kelompok kerja bakti dilakukan. Ada yang mendapatkan bagian kebersihan area menuju lapangan Id. Yang lain menyiapkan sound sistem, tikar, bahkan rambu dan penunjuk arah bagi jama’ah.
Kontribusi dan Upaya Menyemarakkan Syi’ar Agama Islam
Dini hari pun tiba, para santri bangun sebelum azan fajar berkumandang. Sambil bersiap, mereka membersihkan diri guna berangkat lebih awal. Baju-baju bersih nan indah yang sudah dipersiapkan sejak malam langsung dikenakan.
Perjalanan Menuju Musalla
Riuh dan gemuruh takbir tersorakkan dari lisan-lisan para santri,
“Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar… Lailahaillaulahu wallahu akbar… Allahu akbar wa lillahilhamd…”
Mereka berjalan penuh sahaja dan ketenangan, ditemani alas salat yang tertenteng di tangan. Salam serta sapaan juga tak lupa mereka lontarkan kepada warga sekitar.
Matahari masih belum menampakkan cahaya sempurna. Hanya semburat rona kuning yang baru tersirat menyinari bumi Rabb semesta. Namun kaum muslimin tetap datang bersegera tanpa memandang hal itu sebagai bendungan yang menghalangi mereka dalam perlombaan kebaikan.
Setibanya di musalla, para jama’ah sudah mendengar lantunan takbir lalu mencari tempat yang masih kosong dan duduk bersebelahan dengan teman, sanak famili bahkan orang yang mungkin baru saja mereka temui. Sambil menanti kedatangan sang khatib, para jama’ah memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membasahi lisan-lisan mereka dengan lantunan takbir yang menggema.
Pemberitahuan akan kehadiran khatib id pun disampaikan oleh panitia. Seketika lantunan takbir menghening, diikuti dengan berdirinya para jama’ah bersiap mengikuti pelaksanakan salat. Tempat kosong dari barisan yang ada dilengkapi dan mereka isi terlebih dahulu.
Persiapan Diri Tuk Momen Penting Berikutnya
Selepas penutupan sang khatib, jama’ah mulai berbondong-bondong kembali ke rumah masing-masing. Termasuk para santri kembali ke rumah besarnya. Itulah asrama atau camp perjuangan suka-duka mereka selama proses menuntut ilmu agama. Persiapan demi persiapan mereka lakukan untuk melanjutkan momen besar berikutnya. Yah, tentunya momen penyembelihan hewan yang akan dipersembahkan kepada Rabb mereka.
Penutup
Demikianlah cuplikan kegiatan kami di hari raya Iduladha yang terselenggara pada tahun ini. Kita haturkan doa kepada Dzat Yang Mahamengabulkan doa,
تقبل الله منا و منكم صالح الأعمال.آمين
“Semoga Allah menerima amal saleh kami dan kalian. Amiin.” Sekian, semoga bemanfaat.
Penulis: Ikrimah Jogja, Takhassus