Hikmah Turunnya Adam dari Surga

 

Oleh Muhammad Hafizh Perawang, Takhasus

 

Turunnya Adam, ayah manusia dari surga, tentu merupakan titik kesempurnaannya, agar suatu saat nanti ia datang kembali dengan kondisi yang paling baik.

Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki agar Adam beserta seluruh keturunannya mencicipi lelah, gelisah, dan kalutnya kehidupan dunia. Dengan demikian mereka akan merasakan kenikmatan luar biasa saat masuk ke dalam surga di hari kiamat kelak.

Karena sesuatu itu baru akan tampak keindahnya dengan melihat lawannya. Seandainya mereka tidak turun, hidup dan berdomisili di sana, tentulah kesempurnaan nikmat surga tidak mereka sadari dan rasakan.

 

Menampakkan Taqarrub

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sebagian keturunan Adam sebagai nabi dan rasul, kemudian ada juga para wali, syuhada’, dan orang-orang saleh. Allah mencintai mereka, mereka juga mencintai-Nya.

Dia Subhanahu wa Ta’ala berkehendak memilih mereka dari musuh-musuh-Nya. Yang mana Allah menjadikan musuh-musuh tersebut sebagai ujian, fitnah dan cobaan bagi hamba-hamba yang ia cintai tersebut.

Saat hal itu mereka jalani, nampaklah pengorbanan jiwa, harta, waktu dan tenaga dari mereka. Mereka memerangi dan meninggalkan banyak hal yang disukai jiwanya karena ingin taqarub (mendekatkan diri). Akhirnya mereka pun meraih mahabbah (rasa cinta), rida dan kedekatan dari-Nya. Hal ini tidak akan terlaksana melainkan dengan cara ini; turunnya Adam ke muka bumi.

 

Adanya Pahala dan Ganjaran

Sebagai raja, Ialah yang memberikan perintah dan larangan, memberi ganjaran pahala dan hukuman, memberi kehinaan dan kemuliaan, merendahkan dan meninggikan.

Dengan hikmah-Nya, Adam beserta keturunannya turun ke sebuah negeri yang di situ berlaku hukum serta undang-undang ketetapan-Nya.

Baru setelah itu mereka berpindah menuju negeri berikutnya. Di dalamnya mereka bisa menuai sempurnanya balasan dari sebuah tindakan yang telah dilakukan di dunia. Siapa yang lalai, abai, acuh, tidak peduli, dan malas, akan menerima upah sesuai dengan porsi tindakannya. Sebaliknya siapa yang menunaikan perintah-Nya, amanah, tugas, dan tanggung jawab dengan penuh keseriusan dan kesungguhan pun demikian, akan mendapati balasan senilai dengan tingkat keseriusannya.

 

Menguji Keimanan Terhadap Hal Gaib

Dengan turunnya Adam tersebut, akan terbukti iman mereka terhadap hal yang gaib –alam akhirat, jannah dan neraka- itulah iman yang memberikan manfaat.

Berbeda halnya dengan iman yang terlihat dari sekedar pengakuan. Pada hari kiamat nanti seluruh manusia tanpa terkecuali akan beriman. Mereka mengikrarkan imannya pada hari di mana iman itu tidak bermanfaat kecuali iman mereka terdahulu di alam dunia.

Andaikata mereka tetap di surga, tentu tidak bisa meraih derajat iman terhadap perkara gaib. Padahal kelezatan yang mereka cari, tidak bakal diperoleh kecuali dengan cara ini. Adapun kelezatan yang mereka rasakan ketika tidak turun darinya, adalah kelezatan lain.

 

Memisahkan yang Baik dengan yang Buruk

Adam Allah Ta’ala ciptakan dari gumpalan seluruh jenis tanah. Padahal tanah itu beragam jenis dan kualitasnya. Ada yang subur, gembur, berhumus, tandus, kering dan tanah liat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu bahwa pada keturunannya terdapat manusia-manusia yang tidak pantas untuk menempati surge-Nya. Allah pun menempatkan Adam pada suatu negeri yang akan tampak padanya orang baik dan buruk. Lalu Allah memisahkan mereka dengan surga dan neraka sebagai tempat kembalinya.

 

Meraih Mahabbah

Ketika Allah Taala mencintai orang-orang sabar, orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang bertaubat, orang-orang yang menjauhi ucapan serta tindakan dengan keji, maka hikmah-Nya menetapkan bahwa Adam beserta seluruh keturunannya agar menempati sebuah negeri yang akan menjadi tempat mereka menerapkan sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat yang dengannya mereka bisa meraih mahabah dari-Nya.

Dengan itu, turunnya mereka ke muka bumi merupakan salah satu nikmat paling besar yang mereka dapatkan, karena dengannya dapat meraih mahabbah dari Allah Taala.

 

Tampaknya Kesempurnaan Penghambaan

Tujuan Allah menciptakan mereka, hanyalah untuk mempersembahkan ibadah kepada-Nya, itulah kewajiban utama mereka.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56]

Tentu telah diketahui, bahwa ubudiyyah (persembahan ibadah) yang sempurna tidaklah bisa terjadi di negeri penuh kenikmatan. Tapi tempatnya adalah pada negeri ujian dan pembebanan syariat. Karena pada negeri kenikmatan, hanyalah ada kekekalan tanpa ujian, cobaan dan pembebanan syariat.

 

Agar Allah Disyukuri

Dengan hikmah serta kemuliaan-Nya, ia berkehendak menjadikan derajat antara hamba-hamba-Nya berbeda dan bertingkat-tingkat hingga pautan yang beragam dan sangat jauh. Supaya bersyukur orang-orang yang melihat pada dirinya keutamaan, dan sadar bahwa dirinya telah mendapat karunia sebuah kekhususan dan kelebihan.

Kalau sekiranya mereka semua sama dalam hal nikmat; setiap kali ia melihat orang lain, ia selalu mendapati mereka semua semisal dengan dirinya, ahlun ni’mah (orang yang mendapat kenikmatan) tentunya tidak bisa mengetahui nilai kelebihan dan keutamaan yang ia memiliki lalu menunaikan syukurnya, karena semua sama tidak berbeda.

Apalagi salah satu pendorong syukur yang paling kuat adalah saat ia melihat orang lain berada di bawahnya.

Dalam sebuah atsar terkenal,”Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memperlihatkan kepada Adam seluruh keturunannya sekaligus kedudukan mereka yang sangat beragam, Adam mengatakan,’Wahai Rabbku alangkah baiknya bila Engkau menjadikan mereka semua sama.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab, ’Sesungguhnya Aku senang untuk disyukuri.”

 

Penutup

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Dan semoga Allah golongkan kita termasuk orang yang bisa dan mau mengambil pelajaran dari setiap serpihan hikmah yang ada di balik tudung misteri kehidupan manusia, terlebih pada kisah-kisah para pendahulu kita. Amin.

 

Referensi: Miftah Daris Sa’adah karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.