Ibadah Diiringi Isti’anah: Jalan Menuju Kebahagiaan Abadi (Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 5)

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)

“Hanya Engkaulah yang kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah: 5)

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah mengatakan,

Menunaikan ibadah kepada Allah dan isti’anah (memohon pertolongan) kepada-Nya merupakan wasilah (perantara) menuju kebahagiaan yang kekal abadi dan keselamatan dari segala kejelekan. Tidak ada jalan untuk meraih keselamatan ini kecuali dengan menjalankan dua hal tersebut.

Sebuah amal ibadah akan benar-benar disebut ibadah apabila pelaksanaannya sesuai dan diambil dari ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, serta pelaksanaan ibadah itu ditujukan semata-mata hanya mengharapkan Wajah Allah ta’ala. Dengan dua hal inilah, sebuah amalan akan disebut sebagai ibadah yang benar.

Disebutkannya isti’anah secara sendiri setelah penyebutan ibadah, -padahal istianah adalah bagian dari ibadah-, adalah karena seorang hamba sangat butuh pertolongan Allah dalam semua ibadah yang ia lakukan. Karena apabila Allah ta’ala tidak menolongnya, niscaya amal ibadah yang benar tidak akan tercapai. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana yang dikehendaki, tidak akan terwujud.

Sumber: Taisirul Karimir Rahman, Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah, dengan sedikit penyesuaian.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.