Karakter Muslim Sejati, Suka Memaafkan
Oleh Imran Mangun Makassar, Takhasus
Kehidupan seorang hamba di muka bumi, tak lepas dari yang namanya pertemanan, persahabatan, dan persaudaraan.
Dalam setiap pertemanan pasti ada perselisihan. Layaknya ombak yang bergulung silih berganti, terkadang kita mengalami kejadian yang menjengkelkan dari teman kita, yang sulit kita lupakan. Semakin kita ingat, justru kita menjadi benci terhadapnya.
Perlunya Instropeksi Diri
Coba kita melihat diri kita sendiri, apakah kita memiliki kesempurnaan dalam pertemanan, maksudnya apakah kita tak pernah berbuat salah dan khilaf kepada teman kita?
Jujur saja bahwa takkan ada manusia di muka bumi ini yang luput dari kesalahan dan khilaf. Termasuk diri kita sendiri, karena memang tabiat manusia adalah salah dan pelupa. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap keturunan Adam (manusia) pasti sering sekali berbuat kesalahan. Namun sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang banyak bertaubat.” (HR. Ibnu Majah no. 4251)
Karakter Muslim Sejati
Wahai saudaraku! Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, namun yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi kesalahan tersebut. Tentu kita sebagai seorang muslim harus selalu tenang dalam menghadapi setiap masalah, bukan dengan tergesa-gesa.
Begitulah muslim sejati, ia selalu menyikapi masalah dengan tenang. Supaya bisa menimbang, benarkah saudara kita bersalah atau sebaliknya?!
Kalaupun saudara kita salah, maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim sejati membuka tangan selebar-lebarnya untuk menerima permohonan maaf saudara kita. Bukankah kita suka bila Allah mengampuni kita. Allah Taala berfirman,
وَلْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nuur: 22)
Penutup
Coba kita renungi sejenak, apakah kita rela memutuskan persahabatan hanya karena kesalahan yang ia telah lakukan itu? Bukankah seorng muslim sejati harus memiliki hati yang lapang? Ketahuilah, dengan memaafkan saudara kita, Allah akan memberikan pahala yang besar atas pengorbanan tersebut.
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)