Pentingnya Menjaga Lisan Di Masa Penuh Ujian
Menjaga lisan di saat ujian sangat penting sekali. Ia tidak mengatakan kecuali perkataan yang benar dan bermanfaat serta tidak menimbulkan mudharat. Bisa jadi apa yang diucapankannya benar, tapi bukan pada tempat dan waktunya, sehingga tidak bermanfaat, bahkan justru bermudharat.
Di antara menjaga lisan, hendaknya kita tidak membiarkan lisan mengatakan “katanya” dan “katanya.” Berbicara sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Banyak manusia meremehkan perbuatan ini, ternyata perbuatan tersebut adalah dosa besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seorang dikatakan pendusta, ketika menyampaikan seluruh yang dia dengar.” (HR. Muslim no. 5)
Begitu pula hendaknya menjahui prasangka yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, bahkan inilah kedustaan yang paling dusta.
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ
“Hati-hati kalian dari prasangka, karena prasangka adalah ucapan yang paling dusta.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Lantas apa yang hendaknya kita lakukan?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata yang baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa berbuat dan berkata sesuai yang Allah dan rasul-Nya kehendaki. Amin